JAKARTA, PANJI RAKYAT: Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban menyatakan, mencabut perlindungan bagi Bharada Eliezer alias Bharada E.
Pencabutan tersebut, buntut Bharada E menerima wawancara dari Stasiun Televisi tanpa melakukan izin terlebih dahulu. Pencabutan yang dilakukan LPSK resmi diumumkan, melalui konferensi pers yang dilakukan di Jakarta.
“Menghentikan perlindungan kepada saudara Eliezer,” kata Tenaga Ahli LPSK, Syahrial M Wiryawan, dikutip dari Antara, Jumat (10/3).
Putusan yang dikeluarkan LPSK tersebut, dinilai tersangka pembunuhan berencana Brigadir J tersebut sudah melakukan pelanggaran.
“Sehubungan telah terjadi komunikasi pihak lain dengan saudara RE untuk melakukan wawancara yang akan ditayangkan dalam program salah satu stasiun TV, tanpa persetujuan LPSK,” terangnya.
LPSK menyatakan, tindakan Bharada E tersebut telah melanggar sesuai Pasal 30 ayat 2 huruf c Undang-Undang nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Selain itu, wawancara itu disebut juga melanggar perjanjian yang telah ditandatangani oleh bersangkutan.
“LPSK telah menyampaikan surat keberatan pada pimpinan media tersebut dan meminta agar wawancara tidak ditayangkan, karena terdapat konsekuensi terhadap perlindungan RE,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ia memaparkan program LPSK yang telah diberikan untuk Bharada E, yakni meliputi perlindungan fisik, pengamanan dan pengawalan melekat termasuk di rumah tahanan, pemenuhan hak prosedural, hak JC (Justice Collaborator), perlindungan hukum dan bantuan psikososial.
“Rekomendasi pada RE sebagai JC juga telah jadi pertimbangan putusan PN Jaksel dan jadi pertimbangan pada komisi kode etik kepolisian yang juga memuat status RE sebagai JC,” katanya.
Seperti yang diketahui, Bharada E tengah menjalani masa hukuman 1,5 tahun penjara di Rutan Bareskrim atas rekomendasi LPSK.
Tujuan dari LPSK itu, lantaran pelindungan di Rutan Bareskrim lebih mudah, yang mana sebelumnya Bharada E sempat dieksekusi di Rutan Salemba.