MELBOURNE, PANJI RAKYAT: Australia tengah khawatir pada China, hingga CCTV buatan Tiongkok ini akan dicopot, yang terpasang di kantor Pemerintahan.
Kekhawatiran ini, lantaran beberapa waktu lalu Amerika menembak balon yang diduga mata-mata dari China.
BACA JUGA: Masyarakat Diminta Hati-hati Akan Potensi Lahar Mengalir Gunung Karangeteng
Sebanyak 900 unit CCTV dari perusahaan asal China ditemukan pihak berwenang Australia. Kemudian sebanyak 200 unit, tersebar di gedung departemen urusan luar negeri, kejaksaan agung, dan di hampir setiap departemen lain.
Memuat BBC pada Kamis (9/2) , satu unit juga ditemukan berada di departemen pertahanan.
Ditegaskan oleh Menteri Pertahanan dan Wakil Perdana Menteri Richard Marles, bahwa akan segera mencopot perangkat pengintai dari China tersebut.
“Saya tidak berpikir kita harus melebih-lebihkan (keseriusannya), tetapi ini adalah hal penting yang telah menjadi perhatian kami dan kami akan memperbaikinya,” kata Marles.
Bukan pertama kali, negara-negara seperti Australia khawatir atas pengintaian China. Sebelumnya, Amerika dan Inggris lebih dulu pada 2022 mencopot dan melarang impor alat komunikasi apapun dari China. Itu karena kekhawatiran data perangkat itu akan dapat diakses oleh pemerintah China.
Karena itu, China memberlakukan UU yang digunakan untuk memaksa organisasi atau perusahaan untuk membantu, mendukung, bekerja sama dengan badan intelijen negara dengan membuka data mereka.
Perdana Menteri Anthony Albanese menyikapinya, akan berlaku tegas dan tidak peduli tentang bagaimana pemerintah China akan bereaksi terhadap langkah negaranya.
“Kami bertindak sesuai dengan kepentingan nasional Australia. Kami melakukannya secara transparan dan itulah yang akan terus kami lakukan,” kata Albanese.
BACA JUGA: Jangan Percaya Berita Penyitaan Harta Petinggi KPK, Itu Hoax!
Namun, Hikvision selaku produsen CCTV telah membuka suara, bahwa mereka sama sekali tidak dapat mengkases data video dari pengguna, dan karena itu mereka juga tidak dapat mengirimkannya kepada pihak ketiga.