JAKARTA, PANJI RAKYAT: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dari (KCJB) dinilai sebagai jebakan masalah keuangan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu adalah penilaian dari Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, merespon isu kenaikan bunga utang pembiayaan proyek KCJB oleh China, dan berakibat pada permintaan APBN menjadi jaminannya.Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, merespon isu kenaikan bunga utang pembiayaan proyek KCJB oleh China, dan berakibat pada permintaan APBN menjadi jaminannya.
BACA JUGA: KCJB menambah Catatan “Gagal” Kinerja Luhut
“Kalau kita jeli, sejak awal kita sudah masuk dalam jebakan dan perangkap utang China,” ujar Jerry melansir RMOL, Sabtu (15/4).
Jerry melanjutkan, bunga utang ditetapkan China untuk Indonesia jauh lebih besar daripada kesepakatan awal, yaitu 2 persen menjadi 3,4 persen.
“Kalau kita ambil proyek kereta cepat Jepang suku bunganya hanya 1 persen,” sambungnya menegaskan.
Lebih lanjut, kata dia, pemerintah seharusnya berkaca pada negara lain di Asia, yang memilih urung bekerjasama dengan China.
“Jadi kita harus belajar sama negara tetangga kita, Malaysia, yang tak takut membatalkan proyek kereta cepat yang mencapai hampir Rp 276 triliun,” demikian Jerry menambahkan.
BACA JUGA: KSP Lembaga Non Kementerian, Tingkat Lapor Ke LHKPN Paling Rendah