MAKASSAR, PANJI RAKYAT: Dari peneliti senior Biodiversity Conservation Officer Fauna & Flora International – Indonesia Programme, Ady Kristanto, menurutnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros harus bertindak untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati.
“Perlu kebijakan untuk itu mengingat keanekaragaman hayati menghadapi sejumlah tantangan, khususnya perluasan areal pertambangan,” kata Ady di Makassar, Minggu (12/3).
Pasalnya, dampak perluasan areal pertambangan bisa mengancam flora dan fauna yang ada di sana, Pemkab Maros diminta mengantisipasinya.
Biodiversity juga memiliki hewan endemik seperti monyet dare (Macaca maura), kelelawar buah Sulawesi (Acerodon celebencis), dan Kuskus Sulawesi (Strigocusus celebencis), yang perlu diselamatkan pada keberlangsungan hidupnya.
Kemudian, ada jenis fauna endemik di sana, seperti mata kucing (Hopea celebica). Keanekaragaman hayati di Kabupaten Maros perlu dirawat secara intens, karena sudah menjadi bagian dari warisan dunia.
Terlebih, dari sebagian kawasan karst tersebut telah masuk bagian dalam catatan Unesco dan juga telah diakui oleh dunia.
Oleh karena itu, Pemkab Maros perlu bertindak dalam kebijakannya untuk merawat dan melindungi biodiversity tersebut