BANDUNG, PANJI RAKYAT: Indonesia menjadi salah satu negera di peringkat tertinggi sebagai pembuang makanan tertinggi di ASEAN.
Hal itu seperti dikatakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas), Suharso Monoarfa, berdasarkan data Food Loss and Waste (FLW) United Nations Environment Programme (UNEP) pada tahun 2021 untuk kawasan Asia Tenggara.
Suharso menyebut selama tahun 2021, Indonesia telah membuang sampah sisa pangan seberat 20,94 juta ton.
Akibatnya, kata Suharso, Indonesia mengalami kerugian hingga Rp551 triliun per tahunnya.
BACA JUGA: Menghidupkan Tenun Majalaya yang Mati Suri Puluhan Tahun
“Salah satu prioritas dalam sektor pangan, pengendalian susut dan sisa pangan (Food loss and waste) yang dapat menekan jumlah timbunan sampah hingga separuh saat ini dan mencegah resiko kehilangan nilai ekonomi yang mencapai Rp551 triliun,” kata Suharso Monoarfa dikutip, Kamis (4/7/2024).
Ia mengatakan, pemerintah sedang mencari solusi limbah pembuangan sampah pangan tersebut agar dapat berkontribusi dalam pemenuhan energi sebanyak 62% dari total penduduk yang kekurangan energi.
“Pengelolaan susut dan sisa pangan juga berkontribusi pada penurunan emisi hingga 1702 metrik ton karbondioksida ekuivalen atau 7,3% dari total emisi gas rumah kaca Indonesia Tahun 2019,” kata dia.
Fakta terungkapnya buangan limbah sisa pangan ini dipaparkan Kementerian PPN/Bappenas dalam dokumen Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan (food loss and waste).
Selain Indonesia sebagai peringkat satu negara terbanyak membuang makanan, data tersebut juga negara lain yang berada di Asia Tenggara
Posisi kedua, Filipina tercatat memproduksi sampah makanan berjumlah 9,33 juta ton per tahun.
Lalu, peringkat ke-3 Vietnam memproduksi sampah makanan sebanyak 7,35 juta ton per tahunnya. Disusul Thailand di urutan ke empat dengan jumlah sampah makanan 5,48 juta ton.
Sedangkan, negara dengan pembuangan limbah makanan paling sedikit di Asia Tenggara yakni Brunei Darussalam dengan 34 ribu ton per tahun.