BANDUNG, PANJI RAKYAT: Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, yang digadang-gadang akan diusung PDI Perjuangan sebagai capres (calon presiden) pada pertarungan pemilu 2024, dinilai bertolak belakang dengan kenyataan ekonomi masyarakat di daerah yang dipimpinnya.
Dinilai oleh Pengamat politik Citra Institute, Efriza menurutnya, selama dua periode Ganjar menjabat seebagai Gubernur Jateng tak memberikan kesejahteraan yang maksimal kepada masyarakat.
BACA JUGA: Soal Pembakaran Al-Quran, PA 212 Bakal Geruduk Dubes Swedia
“Ganjar pun masih banyak permasalahan di Jawa Tengah. Di sisa masa jabatannya, angka kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah masih tinggi yakni sebesar 1,97 persen, berdasarkan data BPS Jawa Tengah,” ujar Efriza, dilansir dari Rmol.
Ganjar sudah menjabat selama 9 tahun sebagai Gubernur Jateng, yang terhitung sejak 2013 , ekonomi warga di sana belum diperbaiki secara signifikan. “Artinya secara individu, Ganjar tidak dalam posisi kandidat (capres bagi PDIP) yang amat berhasil dan berkualitas,” tuturnya.
Menurut Akedemisi Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo ini, hasil survei yang menempatkan Ganjar pada tangga teratas menurutnya, dirasa survei tersebut kurang sesuai.
“Ganjar layak diusung ketimbang Puan Maharani, dari segi elektabilitas. Tetapi dengan klaim ia telah berhasil menuntaskan angka kemiskinan, hal ini masih bisa diperdebatkan,” demikian Efriza.
BACA JUGA: Jokowi Diminta Putus Hubungan Diplomatik, Hingga Dubes Swedia Didesak