BANDUNG, PANJI RAKYAT: Tiga maskapai penerbangan besar dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris, United Airlines, Delta Air Lines, dan British Airways membatalkan penerbangan mereka ke Israel, Rabu (31/07/2024) sebagai tanggapan atas meningkatnya ketegangan keamanan di kawasan tersebut.
Hal itu berdasarkan situasi di Tel Aviv kemungkinan akan terjadi pembalasan dari Hizbullah Lebanon setelah pembunuhan salah satu pemimpin militer utamanya di Beirut.
“United Airlines, yang mengoperasikan 14 penerbangan mingguan ke Tel Aviv, memberi tahu pelanggan tentang pembatalan penerbangan untuk beberapa hari mendatang,” dalam surat kabar Harian Yedioth Ahronoth Israel
Sebelumnya, maskapai penerbangan Eropa lainnya, seperti Austrian Airlines dan Lufthansa dari Jerman, juga menangguhkan penerbangan mereka dari dan ke Bandara Ben Gurion di Tel Aviv. Langkah-langkah ini diambil sebagai tanggapan atas ketegangan yang meningkat dan serangan udara yang semakin sering terjadi di wilayah tersebut.
Ketegangan keamanan di Israel meningkat setelah Tel Aviv mengumumkan pembunuhan Fuad Shukr, 63 tahun, dalam serangan udara terhadap sebuah gedung di Beirut selatan pada Selasa malam. Hizbullah mengonfirmasi pembunuhan ini pada Rabu malam, meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya pembalasan dari kelompok tersebut.
Beberapa jam setelah pembunuhan Shukr, kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengumumkan bahwa Tel Aviv telah membunuh kepala biro politiknya, Ismail Haniyeh, dalam serangan udara Israel yang menargetkan kediamannya di Teheran. Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Pembatalan dan penangguhan penerbangan oleh maskapai besar ini mencerminkan kekhawatiran akan keamanan penerbangan di tengah ketegangan yang meningkat. Keputusan ini diambil untuk melindungi penumpang dan kru penerbangan dari potensi ancaman di wilayah udara Israel.
Langkah ini juga berdampak pada industri penerbangan, dengan potensi kerugian finansial akibat pembatalan penerbangan dan penurunan jumlah penumpang yang bepergian ke dan dari Israel. Maskapai penerbangan harus mempertimbangkan kembali jadwal dan rute penerbangan mereka hingga situasi keamanan stabil.
Kekhawatiran meningkat akan terjadinya perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah baku tembak lintas perbatasan selama berbulan-bulan. Eskalasi konflik ini dapat menyebabkan lebih banyak pembatalan penerbangan dan penangguhan rute oleh maskapai penerbangan internasional.