JAKARTA, PANJI RAKYAT: Presiden Joko Widodo jika melakukan reshuffle kabinet pada waktu jabatan yang tersisa, boleh dilakukan asalkan mendasar pada kinerja Menteri di dalamnya.
Hal itu, dikatakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, Jokowi harus melakukan Reshuffle kabinet bila kinerja Menteri buruk, terlebih dengan ancaman resesi yang diprediksi pada tahun 2023.
BACA JUGA: Jangan Macem-macem! Jaringan Narkoba Malaysia-Aceh Kena, 60 Kilogram Sabu Dimusnahkan Polisi
“Dengan ukuran-ukuran yang jelas, artinya kinerja memang buruk dan tahun ini katanya tahun resesi, tahun krisis maka kita butuh orang-orang yang punya kinerja yang bagus,” kata Grace usai puncak HUT Ke-8 PSI di Jakarta Pusat, Selasa.
Mengingat periode masa jabatan Presiden Jokowi menyisakan satu tahun lagi, sehingga tak banyak opsi yang bisa diambilnya untuk menggenjot kinerja menteri yang memang dinilainya buruk.
“Waktu Presiden sudah tidak banyak lagi. Kalau saja ada menteri yang kinerja-nya buruk, rasanya memang buat apalagi kita tahan-tahan,” ujarnya.
Grace menyambungkan dengan perusahaan start-up yang dinamis untuk dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar.
“Apalagi perusahaan publik yang terbuka yang cepat kayak start-up, itu cepat banget pergantian pemainnya supaya kita bisa keep up dengan kebutuhan pasar,” ucapnya.
Terlebih lagi, jika ada Menteri berindikasi korupsi, dapat berimplikasi pada persepsi publik atas kabinet secara keseluruhan. Namun, itu diserahkan kepada Jokowi, yang memiliki hak atas reshuffle kabinet kerja.
“Jadi yang kinerja buruk, apalagi yang terbukti mencuri yang bukan haknya rasanya untuk apa dipertahankan. Itu masyarakat juga akan kecewa, nanti dampaknya semua kabinet yang diprotes. Jadi kalau emang kinerja-nya buruk kenapa harus ditahan-tahan,” tuturnya.
Jokowi sempat mengatakan,meminta semua pihak untuk menunggu saja mengenai reshuffle kabinet.
BACA JUGA: Wacana Pemerintah Tahun ini, Gas LPG 3 KG Bakal Dibatasi
“Masa (pekan depan Rabu Pon)? Rabu Pon, benar? Ya nanti tunggu saja,” kata Jokowi di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (29/1).