BANDUNG, PANJIRAKYAT: Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan, semakin mencekam yang dirasakan rakyat Palestina dengan tidak adanya zona aman di Jalur Gaza.
“Tingkat pertempuran dan kehancuran yang ekstrim di Gaza tidak dapat dipahami dan tidak dapat dibenarkan… Di mana-mana terdapat potensi zona pembunuhan,” kata Guterres dalam unggahan X.
“Ini saatnya bagi semua pihak yang berkonflik untuk menunjukkan keberanian dan kemauan politik untuk bersepakat pada akhirnya,” tambahnya.
BACA JUGA: PBNU Bakal Panggil Warga NU yang Foto dengan Presiden Israel, Tak Segan Sanksi
Di samping itu, secara terpisah, juru bicara Guterres, Stephane Dujarric mengatakan, PBB meminta seluruh pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional dan untuk berhati-hati menyelamtkan warga sipil dan objek sipil.
“Saya dapat memberitahu Anda lebih lanjut bahwa kami dan mitra kemanusiaan kami terus membantu keluarga yang mengungsi dari Gaza utara ke daerah di selatan,” katanya kepada wartawan.
Dia juga menyoroti, bahwa kantor PBB dan Koordinasi Urusan Manusia (OCHA) dalam saran evakuasi baru, keluarga-keluarga di Jalur Gaza dihadapkan dengan pilihan mustahil. Mereka diminta melarikan diri di tengah pertempuran atau tetap mempertahankan diri di tengah pertempuran.
Israel yang tak menampik resolusi dari Dewan Keamanan PBB untuk segera menetapkan gencatan senjata, yang telah menuai berbagai kecaman internasional sejak Oktober 2023 lalu.
Sekitar 38.700 warga sipil telah terbunuh akibat agresi Israel, sebagai besar perempuan dan anak-anak lebih dari 89.000 orang terluka menurut otoritas kesehatan setempat.
Selama sembilan bulan pasca serangan Israel, sebagaian wilayah Gaza akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Pada aduan Mahkamah Internasional, Israel dituduh melakukan genosida dan diminta untuk menghentikan operasi militer di Rafah, Palestina. Banyak warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diinvasi 6 Mei lalu.