BANDUNG, PANJIRAKYAT: Raja Belanda Willem-Alexander meminta maaf atas insiden yang dialami seorang pria yang berprofesi sebagai DJ radio bersama teman-temannya. Mereka ditodong senjata oleh petugas SWAT Belanda.
Peristiwa itu terjadi ketika mereka ditahan di tengah perjalanan di Frankrijkle, Kota Antwerp, saat berkendara dengan mobil sewaan dari Amsterdam ke Antwerp, pada 2 Agustus 2024.
Mereka yang salah satunya diketahui bernama Serginio kemudian dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi selama sejam. Mereka lalu dibebaskan setelah dianggap keduanya bukan ancaman bagi keselamatan Putri Mahkota Belanda, Catharina-Amalia, putri Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima.
Belakangan diketahui, mereka dikira membuntuti sang putri mahkota karena melalui rute yang sama saat berkendara.
Atas insiden salah tangkap tersebut, keluarga Kerajaan Belanda menyampaikan permintaan maaf pada Jumat, 23 Agustus 2024.
“Kemarin, kami dikontak oleh juru bicara pribadi rumah tangga kerajaan. Dia menginformasikan bahwa Raja -Raja Willem Alexander- ingin kami tahu bahwa keluarga Kerajaan Belanda memahami bagaimana sangat mengerikannya pengalaman yang dialami oleh klien kami dan temannya,” ujar pengacara Serginio, Vito Shukrula, dikutip dari Hello Magazine, Minggu (25/8/2024).
Raja Belanda dikatakan ingin menyampaikan simpatinya atas nama kerajaan dan meyakini bahwa Serginio dan temannya adalah korban dalam situasi tersebut.
Raja juga menyampaikan bahwa insiden itu adalah konsekuensi yang tidak diharapkan dari kebutuhan untuk melindungi keluarga kerajaan.
“Untuk aku dan klienku, kasus ini adalah tentang menerima pengakuan dari keluarga kerajaan atas kesalahan yang terjadi,” ucapnya.
Vito menyayangkan bahwa dinas rahasia Kerajaan Belanda salah perhitungan sehingga kliennya dan teman-temannya dianggap sebagai ancaman bagi sang putri. Meski begitu, pihaknya telah menerima permintaan maaf pribadi dari keluarga kerajaan.
“Kami tidak akan mengambil tindakan hukum lebih lanjut, karena kami telah mencapai apa yang kami cari—pengakuan atas penangkapan yang mengerikan dan tidak adil terhadap klien saya dan teman-temannya,” ucapnya. Keamanan Putri Mahkota sangat penting karena dia sebelumnya menjadi target penculikan oleh mafia Belanda, yang memaksanya bersembunyi di Madrid selama lebih dari setahun.
Berbicara tentang cobaan berat tersebut, Serginio mengatakan kepada media Belanda, NOS, “Banyak sekali hal yang terlintas dalam pikiran Anda. Anda mulai bertanya-tanya apakah mungkin ada profil etnis yang terlibat. Itu adalah perasaan yang dialami setiap orang dengan kulit berwarna ketika mereka dihentikan secara tidak sah.” Namun, dia mengaku tidak percaya bahwa penampilannya jadi alasan penangkapannya.
Sebelumnya, putri sulung Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima mendapat ancaman keamanan yang memaksanya untuk meninggalkan asrama kampus dan kembali ke rumah. Dikutip dari People, Minggu, 16 Oktober 2022, Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima dari Belanda berbicara tentang putri sulung mereka selama konferensi pers pada Kamis, 13 Oktober 2022, saat menjalani kunjungan kenegaraan ke Swedia.
“Anda mungkin pernah mendengar tentang item berita tertentu atau sesuatu. Ini berkonsekuensi besar bagi hidupnya. Berarti dia tidak tinggal di Amsterdam dan juga dia tidak bisa benar-benar keluar. Konsekuensi itu sangat sulit baginya. Tidak ada kehidupan mahasiswa untuknya, seperti mahasiswa lainnya. Saya sangat bangga padanya dan bagaimana dia mempertahankan semuanya,” kata Ratu Maxima saat itu.
BACA JUGA: Gereja Bersejarah St Ann Dijual ke orang Islam, Kenapa?
Putri Amalia yang saat itu berusia 18 tahun baru saja menempuh studi di University of Amsterdam musim gugur. Akibat ancaman itu, ia hanya pergi dari Istana Huis ten Bosch untuk mengikuti kelas. “Dia tidak keluar rumah,” kata Ratu Maxima, menurut outlet Belanda, AD.
Ratu Maxima juga mengatakan, “Itu membuat saya sedikit emosional. Tidak enak melihat anakmu hidup seperti itu. Dia bisa kuliah, tapi hanya itu (yang bisa dilakukannya).”
(Agung)