BANDUNG, PANJI RAKYAT: Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melakukan segala upaya untuk memperpanjang kesepakatan inisiatif Laut Hitam antara Rusia dan Ukraina.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffiths dalam pertemuan Dewan Keamanan (DK PBB) pada Jumat (17/3).
BACA JUGA: Reformasi Birokrasi Cuman Dianggap “Lipstik” untuk Menggaet Citra Positif
“Saat ini, PBB di bawah kepemimpinan sekretaris jenderal kami, sedang melakukan segala yang mungkin untuk memastikan agar Inisiatif Butir Laut Hitam dapat berlanjut,” kata Griffiths, dimuat China ORG, Sabtu (18/3).
“Kami terus menjalin hubungan erat dengan semua pihak,” sambung Martin.
Seperti yang diparkan pihak PBB tersebut , saat ini kesepakatan telah tersebut telah banyak membantu harga pangan global kembali seperti semula yang manfaatnya untuk diperoleh di negara-negara miskin.
“Akibatnya, pasar menjadi tenang dan harga pangan global memang terus turun,” katanya, yang mencatat bahwa di bawah Inisiatif Butir Laut Hitam, hampir 25 juta metrik ton bahan makanan telah diekspor dengan aman dari Ukraina sejak kesepakatan.
Tidak seperti sebelumnya, krisis pangan dunia diakibatkan oleh harga gandum yang melonjak naik setelah Rusia menginvasi Ukraina. Namun, kesepakatan itu telah berakhir pada pekan lalu dan tengah diupayakan oleh PBB untuk dapat dilanjutkan kembali.
Martin sendiri telah mengakui, masih banyak tugas PBB untuk mengatasi hambatan perpanjangan ini. Namun, PBB berjanji untuk keberlangsungan global hal tersebut dapat terlaksana dengan penuh,
“Sangat penting untuk ketahanan pangan global bahwa kedua perjanjian ini dapat berlanjut dan harus dilaksanakan sepenuhnya,” tutup Griffiths dalam pertemuan di DK PBB.
Rusia telah menyatakan menyetujui izin perpanjangan selama 60 hari , yang dilatari dengan kekecewaan bahwa Inisiatif tersebut tidak berjalan sesuai kesepakatan sebelumnya.