JAKARTA, PANJI RAKYAT: Seluruh partai politik pada intinya harus bersimbolis mutualisme dengan cara koalisi bersama partai lainnya, untuk persiapan pemilu 2024 nanti.
Berlaku juga bagi partai berlambang banteng bermoncong putih, PDIP, meski telah mampu memenuhi ambang batas pencapresan tanpa ditambah partai lain.
BACA JUGA: Menhan Prabowo Ke Turki Diiringi Salju, Kira-kira ada Perlu Apa?
Hal itu, diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah yang menanggapi pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang tak peduli dengan manuver partai politik lain dalam meramu pasangan capres-cawapres 2024.
“Statement Hasto lebih bernuansa arogansi, karena semua partai pada dasarnya punya klaim bersama rakyat. Tetapi dari aspek propaganda politik dan kebutuhan kontestasi, koalisi tetap perlu,” kata Dedi Kurnia, dilansir dari Rmol, Sabtu (4/2).
Menurut alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, PDIP dikatakan sudah mulai “ketinggalan kereta” yang berbeda dengan partai politik lain sudah sibuk meramu koalisi. Jika hal ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin partai pemenang Pemilu 2019 ini akan kalah.
“PDIP memang bisa sendirian, tapi peluang kalah jauh lebih besar jika sendiri. Terlebih, jika upaya Nasdem menarik Golkar berhasil,” pungkasnya.
Pasalnya, Sekjen DPP PDIP Hasto merasa tak khawatir akan “ketinggalan kereta” dalam menghadapi Pemilu 2024. Sebab, PDIP masih bekerja sama dengan parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin.
Saat ditanya potensi PDIP menjalin koalisi bersama partai lain, Hasto menegaskan partai berlambang banteng tidak pernah merasa sendirian karena selalu bersama rakyat Indonesia.
BACA JUGA: Ya Kemahalan! Komisi VIII DPR RI Tolak Rencana Kenaikan Ongkos Haji
“PDIP kan bersama rakyat,” tandasnya.