JAKARTA, PANJI RAKYAT: KPK memeriksa Direktur Industri, Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Adie Rochmanto Pandiangan sebagai saksi dari kasus korupsi kerja sama pengolahan anoda logam antara PT Antam Tbk dan PT Loco Montrado.
“Pemeriksaan dilakukan di Kantor KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, atas nama Adie Rochmanto Pandiangan, Direktur Industri, Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki,” kata Juru Bicara KPK Ali Fikri di Jakarta, Senin (20/2).
Sebelumnya, Direktur Kemnperin ini diperiksa sebagai saksi dalam kasus serupa pada Senin (13/2).
Hasil penyelidikan KPK pada kasus tersebut, menetapkan dan menahan tersangka bernama Dodi Martimbang (DM) selaku General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam Tbk tahun 2017.
Melalui kalkulasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), tersangka telah membuat rugi negara senilai Rp100,7 miliar.
Atas tindakannya itu, Dodi tengah menjalani penahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Polres Metro Jakarta Timur, guna kepentingan penyidikan.
Kasus korupsi yang menjerat namanya itu terjadi, kala 2017 bersangkutan menjabat sebagai General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia PT Antam.
Kemudian, UBPP melakukan kerjasama melalui kontrak pemurnian anoda logam menjadi emas dengan beberapa perusahaan yang memiliki kualifikasi di bidang pemurnian anoda logam.
Saat kerjasama telah terjalin, tersangka tidak menggunakan dari perusahaan yang sebelumnya telah dilakukan penandatangan kontrak tanpa alasan mendesak.
Dodi diduga malah memilih PT Loco Montrado yang saat itu dipimpin Direktur Siman Bahar untuk melakukan kerja sama pemurnian anoda logam tanpa terlebih dulu melapor pada direksi PT Antam.
Berlanjut, perkara tersebut Dodi diduga tidak mencatut kajian dari PT Antam , yang menerangkan bahwa PT Loco Montrado tidak memiliki pengalaman maupun kemampuan teknis serupa dengan Antam dalam pengolahan anoda logam. PT Loco Montrado juga tidak memiliki sertifikasi internasional yang dikeluarkan asosiasi pedagang logam mulia London Bullion Market Assosciation (LBMA).
Adapun isi dari kerjasama antara PT Antam dan PT Loco itu, diduga terdapat beberapa poin, antara lain terkait besaran jumlah nilai pengiriman anoda logam maupun yang diterima tidak dicantumkan secara spesifik dalam kontrak dan tidak dilengkapi dengan kajian awal.
Lalu, Dodi diduga telah melakukan ekspor melalui PT Loco Montrado, dengan mengirim anoda logam emas kadar rendah. Padahal, sesuai dengan ketentuan, tindakan tersebut dilarang.
Hasil dari audit internal PT Antam, didapati temuan unsur pengurangan pengembalian emas dari PT Loco Montrado ke PT Antam.
Tersangka Dodi disangkakan telah melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.