BANDUNG, PANJIRAKYAT: Simak peringkat negara paling korup di dunia. Transparansi Internasional melaporkan mengenai negara-negara paling korup di dunia melalui Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 2023.
Dalam laporan tersebut, lembaga ini menyoroti bahwa korupsi masih merajalela di berbagai belahan dunia.
CPI memberikan peringkat kepada 180 negara dan wilayah berdasarkan persepsi tingkat korupsi sektor publik, dengan sistem penilaian dari 0 (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih).
Hasilnya, menunjukkan sekitar 66% dari negara yang masuk survei mendapat skor di bawah 50, yang mengindikasikan adanya masalah korupsi yang serius.
Menurut laporan tersebut, negara-negara di Eropa Barat dan Uni Eropa umumnya mendapatkan skor tinggi, yang artinya paling bersih dari korupsi.
Survei Negara Paling Korup di Dunia
Sebaliknya, banyak negara dengan skor terendah berada di kawasan Afrika Sub-Sahara. Penasaran, negara-negara apa yang masuk survei CPI 2023 ini? Berikut 10 negara paling korup di dunia:
- Somalia – skor 11
- Venezuela – skor 13
- Suriah – skor 13
- Sudan Selatan – skor 13
- Yaman – skor 16
- Korea Utara – skor 17
- Nikaragua – skor 17
- Haiti – skor 17
- Equatorial Guinea – skor 17
- Turkmenistan – skor 18
Skor Indonesia?
Indonesia memperoleh skor 34, yang menunjukkan bahwa persepsi publik terhadap budaya korupsi di Tanah Air tidak terbantahkan bersih.
Peringkat Indonesia jauh di bawah negara tetangga Singapura, yang mendapat skor 83 dan dikenal sebagai negara di Asia Tenggara yang paling bersih dari korupsi.
Negara-negara lain di kawasan ini seperti Malaysia mencatat skor 50, Vietnam 41, Thailand 35 dan Filipina 34.
Dampak Korupsi
Tak ayal, perkara ini membuat dampak pada seluruh elemen. Dampak itu, meliputi:
1. Kerugian Ekonomi
Korupsi menyebabkan pemborosan sumber daya negara. Dana yang seharusnya untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan sering kali diselewengkan untuk kepentingan pribadi.
Hal ini menghambat pertumbuhan ekonomi, memperburuk kualitas layanan publik, dan mengurangi investasi asing.
2. Pembangunan Terbengkalai
Praktik korupsi seringkali menciptakan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya. Proyek-proyek yang didanai dengan dana publik bisa saja tidak terlaksana atau tidak tuntas.
Sementara kelompok tertentu mengeruk keuntungan dari proyek tersebut. Akibatnya, masyarakat yang seharusnya mendapatkan manfaat dari proyek tersebut justru dirugikan.
3. Ketidakpercayaan Publik
Kemudian, publik merasa terhianati oleh oknum pejabat yang menggelapkan uang negara. Akibatnya, kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah menurun.
Ketika rakyat merasa bahwa pejabat publik lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada pelayanan publik, rasa percaya terhadap sistem pemerintahan pun menurun. Hal ini dapat menyebabkan apatisme politik dan berkurangnya partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.
4. Krisis Keadilan
Dalam masyarakat yang korup, akses terhadap keadilan menjadi sangat terbatas. Hukum sering kali tidak diterapkan secara adil, di mana mereka yang memiliki kekuasaan dan uang dapat membeli keadilan.
Hal ini menciptakan kesenjangan sosial yang semakin lebar, di mana yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin terpinggirkan.
5. Dampak Lingkungan
Korupsi juga berdampak negatif pada lingkungan. Misalnya, izin usaha yang diberikan secara korup bisa mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, seperti penebangan hutan ilegal dan pencemaran.
Selain itu, turut mengancam kelangsungan kehidupan masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam.
6. Stabilitas Sosial dan Politik
Terakhir, Korupsi dapat memicu ketidakpuasan sosial yang berujung pada konflik. Saat masyarakat merasa terhianati dan menjadi pihak yang merugi, imbasnya potensi untuk protes dan kerusuhan meningkat
Dalam jangka panjang, ini bisa mengancam stabilitas politik dan keamanan negara.
Laporan CPI ini mengingatkan akan pentingnya upaya pemberantasan korupsi dan peningkatan transparansi di sektor publik di seluruh dunia.
(Saepul)