JAKARTA, PANJIRAKYAT: Selepas kebakaran dahsyat yang menimpa hutan di kawasan Losa Angeles, menimbulkan dampak hujan debu.
Hujan debu semakin merebak pasca tragedi tersebut, hingga menyebar ke Wilshire, California, sehingga Warga Negara Indonesia (WNI) diminta waspada oleh Konsuler Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) California.
“Kami yang berada di pusat kota, asap rasanya sudah mulai tercium. Butiran debu bekas kebakaran seperti hujan rintik-rintik, kita merasakan,” kata Konsul Protokol dan Konsuler Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di California, Dewi Ratna Asih melansir RRI, Minggu (12/01/2025).
Dewi memastikan, dampak hujan debu tidak seperti di Los Angeles yang luluh lantak akibat kebakaran hutan.
Akan tetapi , warga di sekitar Los Angeles seperti Santa Monica bersiaga termasuk juga KJRI meminta WNI dan mahasiswa Indonesia untuk waspada.
“Tadi tengah malam wilayah perbatasan dengan Santa Monica walau belum ada peringatan, mereka siap-siap. Semalam kita sudah kontak mahasiswa dan mereka siaga,” terangnya.
Sebagai informasi, WNI yang bermukim di California Selatan mencapai 17.000 jiwa hingga 20.000 jiwa.
Jumlah tersebut, berasal dari kalangan mahasiswa, pekerja profesional, dan menikah dengan warga lokal.
KJRI telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi kebakaran melalui media sosial sejak 7 Januari 2025.
Informasi ini juga disebarluaskan kepada masyarakat Indonesia di California Selatan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk grup WhatsApp komunitas WNI dan pelajar.
Dewi mengatakan, kebakaran terjadi di delapan titik di Palisades, Eaton, Hurst, Lidia, Sunset, Olivas, Woodley, dan Kenneth.
Angin kencang dengan kecepatan hingga 160 km/jam mengakibatkan api sulit dikendalikan dan mengakibatkan kebakaran besar yang menghanguskan banyak kota.
Berdasarkan data terkini, kebakaran ini telah menyebabkan 10 korban jiwa dan memaksa hampir 180.000 penduduk untuk mengungsi. Dewi mengatakan akhir-akhir cuaca di LA kering.
“Tahun ini hujan sangat sedikit kemudian ditambah angin kencang dari semak-semak sehingga api terbang kemana-mana. Kodisi cuaca menyulitkan proses penanganan,” ujarnya.
(Saepul)