• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 4 Juli 2025
Panji Rakyat
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
ADVERTISEMENT
Home Dunia

Fenomena Godoksa, Ribuan Orang Mati Kesepian di Korea Selatan

Penulis Raya
30 Oktober 2024
A A
godoksa

(X/neolilith)

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

JAKARTA, PANJIRAKYAT: Ribuan orang terutama pria paruh baya di Korea Selatan, setiap tahunnya menghadapi kematian karena kesepian. Istilah lokal untuk kematian semacam ini adalah “godoksa“. Mereka meninggal tanpa ada keluarga atau teman, dan banyak yang ditemukan hanya setelah berhari-hari atau berminggu-minggu kemudian.

BACAJUGA

Teroris Bom Bali Hambali Tak Bisa Masuk Indonesia, Yusril Beberkan Alasannya

TNI Siap Turun Lakukan Misi Kemanusiaan di Myanmar

Kenyataan pahit ini berlawanan dengan citra kehidupan hangat dan penuh kasih sayang yang sering ditampilkan dalam drama Korea.

Upaya pemerintah terhadap godoksa

Bahkan, fenomena “godoksa” menjadi perhatian utama Pemerintah Kota Seoul, yang mengalokasikan dana sebesar 451,3 miliar won (sekitar Rp5,1 triliun) untuk menangani kesepian warga selama lima tahun ke depan.

Langkah ini bertujuan menciptakan kota di mana setiap warganya bisa merasa didukung secara emosional, terutama bagi mereka yang hidup sendirian.

ADVERTISEMENT

Dengan anggaran besar tersebut, pemerintah merancang berbagai inisiatif untuk mendorong kesejahteraan emosional warga, seperti menyediakan konselor yang dapat diakses kapan saja selama 24 jam, platform konseling daring, serta konsultasi langsung.

Wali Kota Seoul, Oh Se-hoon, menyatakan bahwa kesepian bukan hanya masalah individu, tetapi tantangan sosial yang perlu diatasi bersama.

Selain dukungan emosional, pemerintah juga berencana memberikan layanan psikologis bagi yang membutuhkan. Upaya lain termasuk memperluas area ruang terbuka hijau, menyediakan makanan sehat bagi warga berusia paruh baya dan lanjut usia, serta menciptakan berbagai program untuk mendorong warga agar berinteraksi lebih sering di luar rumah.

Program-program ini mencakup kegiatan berkebun, berolahraga, hingga klub baca buku, yang semuanya diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup dan interaksi sosial warga.

Para ahli menyambut baik kebijakan-kebijakan ini, meskipun beberapa dari mereka berpendapat bahwa kesepian di Korea Selatan juga berakar dari budaya yang kompleks.

Menurut An Soo-jung, profesor psikologi dari Universitas Myongji, konsep kesepian di Korea memiliki dimensi yang unik. Bukan hanya ketiadaan interaksi sosial, tetapi rasa sepi di Korea juga seringkali muncul ketika seseorang merasa tidak memiliki tujuan atau nilai dalam hidup mereka.

Penelitian baru-baru ini mendukung pandangan ini, mengungkapkan bahwa epidemi kesepian di Korea Selatan mencerminkan nilai-nilai budaya yang sangat menekankan pentingnya hubungan sosial dan kebermanfaatan diri terhadap masyarakat.

Hal ini menyebabkan warga Korea Selatan sering merasa kesepian atau gagal jika mereka merasa tidak memberikan kontribusi berarti bagi orang lain atau lingkungan sekitar.

Faktor lain yang menyebabkan lonjakan kesepian di Korea Selatan adalah meningkatnya jumlah rumah tangga satu orang, penurunan interaksi sosial di luar pekerjaan dan keluarga, serta pengaruh media sosial yang mendorong perasaan kurang berharga. Selain itu, budaya Korea Selatan yang sangat kompetitif dan berorientasi pada prestasi memperparah rasa kesepian, khususnya di kalangan pria paruh baya.

Godoksa atau kematian karena kesepian semakin banyak terjadi di Korea Selatan. Pada 2023, terdapat 3.661 kasus kematian yang terkait dengan kesepian, meningkat dari 3.559 kasus pada 2022 dan 3.378 kasus pada 2021, berdasarkan data Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan.

Angka ini menunjukkan mayoritas korban adalah laki-laki, khususnya mereka yang berada dalam rentang usia 50-an dan 60-an, sehingga kelompok ini dianggap paling rentan terhadap kematian karena kesepian di negara tersebut.

(Agung)

Tag: drakorGadoksakesepiankonselorkorea selatanmatiseoul

Artikel Terkait

Dunia

Soal Balon yang Diduga Pengintai Dari China, 6 Perusahaan Tiongkok Masuk Daftar Hitam AS

11 Februari 2023
kanada dana masyarakat
Dunia

Kanada Siap Gelontorkan Dana Rp344 Miliar untuk Masyarakat RI!

14 Februari 2025
kim jong un
Dunia

Kim Jong Un Tak akan Hentikan Program Nuklir, Asia Timur Ketar-ketir!

31 Januari 2025
rezim suriah
Dunia

Indonesia Serukan Konsensus Politik Pasca Runtuhnya Rezim Suriah

10 Desember 2024
presiden filipina
Dunia

Diancam Dibunuh, Presiden Filipina: Kebenaran Tidak Bisa Dibungkam!

26 November 2024
Dunia

Misi Kemanusiaan Muhammadiyah, Akan Kirim Bantuan Medis untuk Korban Gempa Turki

7 Februari 2023
Artikel Selanjutnya
iphone 16 china

Iphone 16 Banting Harga Laku Keras di China, Indonesia Kapan?

Artikel Terpopuler

  • pinjol ilegal

    Daftar Pinjol Ilegal 2025, Lengkap dengan Ciri-cirinya!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Perbedaan Seragam Loreng Komcad dan TNI, Serupa Tapi Tak Sama!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Peringkat Brand Mobil terbesar di Dunia 2024, Ada Jagoan Mu?

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • 6 Orang Terkaya Sumatera Utara, Terakhir Berjuluk ‘Raja’

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Jangan Lupa, Ini Daftar Jenis Pajak Kendaraan Harus Dibayar 2025!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0

Berita Terbaru

fadli zon penulisan sejarah (2)

Diminta Stop Penulisan Sejarah Ulang, Disanggah Fadli Zon dengan Nama ‘Bung Karno’!

2 Juli 2025
amien rais jokowi (2)

Amien Rais Tuding Jokowi Lakukan Skenario Mencoba Bunuh Putranya!

1 Juli 2025
arief rosyid golkar

Arief Rosyid Gabung Golkar, Bahlil Dijadikan Acuan

30 Juni 2025
tekindo (2)

PT. Tekindo Energi Patuh dan Taat UU Cipta Kerja

30 Juni 2025

Panji Rakyat merupakan portal berita yang hadir sebagai media online dan menjadi sumber referensi informasi terpercaya yang aktual dan berimbang.

Part of:

Informasi Lainnya

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Kontak

  • kontak@panjirakyat.com
© 2022 Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle

© 2022 Panji Rakyat