• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Senin, 3 November 2025
Panji Rakyat
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
ADVERTISEMENT
Home Dunia

Fenomena Godoksa, Ribuan Orang Mati Kesepian di Korea Selatan

Penulis Raya
30 Oktober 2024
A A
godoksa

(X/neolilith)

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

JAKARTA, PANJIRAKYAT: Ribuan orang terutama pria paruh baya di Korea Selatan, setiap tahunnya menghadapi kematian karena kesepian. Istilah lokal untuk kematian semacam ini adalah “godoksa“. Mereka meninggal tanpa ada keluarga atau teman, dan banyak yang ditemukan hanya setelah berhari-hari atau berminggu-minggu kemudian.

BACAJUGA

Teroris Bom Bali Hambali Tak Bisa Masuk Indonesia, Yusril Beberkan Alasannya

TNI Siap Turun Lakukan Misi Kemanusiaan di Myanmar

Kenyataan pahit ini berlawanan dengan citra kehidupan hangat dan penuh kasih sayang yang sering ditampilkan dalam drama Korea.

Upaya pemerintah terhadap godoksa

Bahkan, fenomena “godoksa” menjadi perhatian utama Pemerintah Kota Seoul, yang mengalokasikan dana sebesar 451,3 miliar won (sekitar Rp5,1 triliun) untuk menangani kesepian warga selama lima tahun ke depan.

Langkah ini bertujuan menciptakan kota di mana setiap warganya bisa merasa didukung secara emosional, terutama bagi mereka yang hidup sendirian.

ADVERTISEMENT

Dengan anggaran besar tersebut, pemerintah merancang berbagai inisiatif untuk mendorong kesejahteraan emosional warga, seperti menyediakan konselor yang dapat diakses kapan saja selama 24 jam, platform konseling daring, serta konsultasi langsung.

Wali Kota Seoul, Oh Se-hoon, menyatakan bahwa kesepian bukan hanya masalah individu, tetapi tantangan sosial yang perlu diatasi bersama.

Selain dukungan emosional, pemerintah juga berencana memberikan layanan psikologis bagi yang membutuhkan. Upaya lain termasuk memperluas area ruang terbuka hijau, menyediakan makanan sehat bagi warga berusia paruh baya dan lanjut usia, serta menciptakan berbagai program untuk mendorong warga agar berinteraksi lebih sering di luar rumah.

Program-program ini mencakup kegiatan berkebun, berolahraga, hingga klub baca buku, yang semuanya diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup dan interaksi sosial warga.

Para ahli menyambut baik kebijakan-kebijakan ini, meskipun beberapa dari mereka berpendapat bahwa kesepian di Korea Selatan juga berakar dari budaya yang kompleks.

Menurut An Soo-jung, profesor psikologi dari Universitas Myongji, konsep kesepian di Korea memiliki dimensi yang unik. Bukan hanya ketiadaan interaksi sosial, tetapi rasa sepi di Korea juga seringkali muncul ketika seseorang merasa tidak memiliki tujuan atau nilai dalam hidup mereka.

Penelitian baru-baru ini mendukung pandangan ini, mengungkapkan bahwa epidemi kesepian di Korea Selatan mencerminkan nilai-nilai budaya yang sangat menekankan pentingnya hubungan sosial dan kebermanfaatan diri terhadap masyarakat.

Hal ini menyebabkan warga Korea Selatan sering merasa kesepian atau gagal jika mereka merasa tidak memberikan kontribusi berarti bagi orang lain atau lingkungan sekitar.

Faktor lain yang menyebabkan lonjakan kesepian di Korea Selatan adalah meningkatnya jumlah rumah tangga satu orang, penurunan interaksi sosial di luar pekerjaan dan keluarga, serta pengaruh media sosial yang mendorong perasaan kurang berharga. Selain itu, budaya Korea Selatan yang sangat kompetitif dan berorientasi pada prestasi memperparah rasa kesepian, khususnya di kalangan pria paruh baya.

Godoksa atau kematian karena kesepian semakin banyak terjadi di Korea Selatan. Pada 2023, terdapat 3.661 kasus kematian yang terkait dengan kesepian, meningkat dari 3.559 kasus pada 2022 dan 3.378 kasus pada 2021, berdasarkan data Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan.

Angka ini menunjukkan mayoritas korban adalah laki-laki, khususnya mereka yang berada dalam rentang usia 50-an dan 60-an, sehingga kelompok ini dianggap paling rentan terhadap kematian karena kesepian di negara tersebut.

(Agung)

Tag: drakorGadoksakesepiankonselorkorea selatanmatiseoul

Artikel Terkait

Dunia

Mengecam Pembakaran Al-Quran, Pemuda ini Lakukan dengan Cara Cinta

23 Januari 2023
Dunia

Soal Balon yang Diduga Pengintai Dari China, 6 Perusahaan Tiongkok Masuk Daftar Hitam AS

11 Februari 2023
tiktok trump
Dunia

Tiktok Masih Bisa Aktif di AS, Tabiat Jebakan Trump?

23 Januari 2025
Dunia

Paus Fransiskus Lakukan Perjalanan Kongo-Sudan Selatan, Upaya Mendamikan Konflik

31 Januari 2023
rupiah dolar
Dunia

Sempat Menguat, Nilai Rupiah pada Dolar Diperkirakan Melemah Akibat Ini

25 Oktober 2024
raja minyak perjanjian Paris
Dunia

Raja Minyak Ketakutan saat AS Ancam Keluar dari Perjanjian Paris!

23 November 2024
Artikel Selanjutnya
iphone 16 china

Iphone 16 Banting Harga Laku Keras di China, Indonesia Kapan?

Artikel Terpopuler

  • pajak kendaraan 2025

    Jangan Lupa, Ini Daftar Jenis Pajak Kendaraan Harus Dibayar 2025!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Peringkat Brand Mobil terbesar di Dunia 2024, Ada Jagoan Mu?

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • 6 Orang Terkaya Sumatera Utara, Terakhir Berjuluk ‘Raja’

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Beragam Mitos Burung Tekukur, Kebaikan hingga Mistis!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Cara Custom ROM HP Android jadi Iphone, Catat!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0

Berita Terbaru

pks prabowo gibran

Komitmen PKS untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipertegas

3 November 2025
purbaya demokrat

Meski Partai Lain Kepincut, Purbaya Bagi Demokrat Bukan Bidikan

1 November 2025
prabowo apec

Khawatir Hambat Pertumbuhan Ekonomi, Prabowo Serukan Persatuan APEC untuk benamkan Kejahatan Lintas Negara

31 Oktober 2025
pan purbaya

PAN Kepincut untuk Dijadikan Kader, Purbaya Ogah Politik

30 Oktober 2025

Panji Rakyat merupakan portal berita yang hadir sebagai media online dan menjadi sumber referensi informasi terpercaya yang aktual dan berimbang.

Part of:

Informasi Lainnya

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Kontak

  • kontak@panjirakyat.com
© 2022 Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle

© 2022 Panji Rakyat