BANDUNG, PANJIRAKYAT: Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia secara luas merayakan Maulid Nabi setiap tahunnya.
Perayaan ini, untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, sering kali menjadi momen refleksi dan penghormatan terhadap perjuangan dan ajaran beliau. Namun, di negara-negara Arab, khususnya di Arab Saudi, perayaan Maulid Nabi tidak begitu populer.
Fakta Maulid Nabi Muhammad SAW Tidak Populer di Arab Saudi
Hal ini tentu lantas menjadi pertanyaan, mengingat kisah para nabi banyak dari Arab Saudi, termasuk nabi Muhammad. Lalu, apa alasan di balik ketidakterimaan perayaan ini di sana? Berikut penjelasannya:
Mazhab Wahhabi
Arab Saudi secara historis mengikuti mazhab Wahhabi, yang dikenal dengan penolakannya terhadap perayaan atau praktik yang tidak memiliki dasar eksplisit dalam Al-Qur’an dan sunah.
Menurut ajaran Wahhabi, Maulid Nabi tidak ada dalam kedua sumber tersebut, sehingga “bid’ah” atau inovasi dalam agama. Dalam pandangan Wahhabisme, segala sesuatu yang tidak secara jelas tertulis dalam Al-Qur’an atau sunah dianggap sebagai tambahan yang tidak diinginkan dalam ajaran Islam.
- Pandangan Terhadap Perayaan
Alasan lain mengapa Maulid Nabi tidak popupelr di Arab Saudi adalah karena perayaan ini sering kali meriah dan memiliki stigma berlebihan.
Dalam pandangan Wahhabi, perayaan yang mengarah pada pemborosan waktu dan harta tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Mereka menganggap bahwa perayaan semacam itu dapat menyimpang dari tujuan asli pengabdian kepada Allah dan mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW.
- Pandangan Wahabi tentang Bid’ah
Menurut dari kacamata Wahabi, Maulid Nabi adalah bid’ah atau inovasi yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Berbeda dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya mengikuti ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah (Sunni) yang lebih menerima perayaan ini.
Di sisi lain, Wahhabisme menekankan pentingnya mengikuti ajaran Islam yang sudah ada sejak masa Nabi tanpa menambahkan amalan baru yang tidak ada dasarnya dalam Al-Qur’an atau sunah.
- Sunah Tersurat Jadi Anjuran
Dengan menekankan pengamalan sunah-sunah dari Nabi Muhammad SAW, ajaran Wahhabi lebih fokus pada pelaksanaan praktik-praktik yang sudah ada sejak masa Nabi tanpa melakukan inovasi.
Hal ini menjadi keyakinan sebagai cara terbaik untuk menjaga esensial ajaran Islam, sesuai dengan prinsip-prinsip yang sudah terkandung dalam Al-Qur’an dan sunah.
- Kebijakan yang Berbeda di Setiap Negara
Kebijakan mengenai perayaan Maulid Nabi dapat berbeda-beda antar negara. Khusus di Arab Saudi, Maulid Nabi tidak menjadi putusan sebagai hari libur resmi, berbeda dengan negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara seperti Aljazair, Bahrain, dan Irak yang merayakan Maulid Nabi dengan menganggapnya sebagai hari libur.
Setiap negara memiliki kebijakan dan tradisi agama yang beragam, mencerminkan perbedaan dalam interpretasi dan pelaksanaan ajaran Islam.
Meskipun Arab Saudi tidak merayakan hari lahir Nabi Muhammad SAW seperti halnya negara-negara lain, termasuk Indonesia, setiap individu masih memiliki kebebasan untuk merayakannya sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing.
(Saepul)