JAKARTA, PANJI RAKYAT: India tengah berambisi untuk membangun sumber-sumber energi baru dan terbarukan salah satu upaya untuk mengurangi emisi karbon dan memperbaiki iklim.
Namun, alih-alih berdampak baik dan hijau, tidak sedikit warga yang mengalami dampak negatif dari proyek-proyek tersebut, terutama mereka yang tinggal di daerah-daerah kawasan pembangunan energi.
Salah satu daerah yang terdampak adalah Negara Bagian Rajasthan, di mana masyarakat setempat mengeluhkan hilangnya lahan penggembalaan dan kerusakan pada “hutan suci” yang dikenal sebagai Orans.
BACA JUGA: Hacker Iran Rencanakan Retas WhatsApp Joe Biden dan Trump
Lahan-lahan tersebut, yang selama ini digunakan untuk menggembala ternak, kini telah diambil alih untuk pembangunan ladang angin.
Seorang warga bernama Jitendra Kumar mengungkapkan bahwa para petani menjadi korban dari proyek ini, kehilangan tanah yang sangat penting untuk mata pencaharian mereka.
Selain itu, meskipun tujuan pembangunan energi terbarukan adalah untuk menyediakan listrik yang lebih bersih dan stabil, ironi terjadi di distrik Jaisalmer.
Situasi ladang angin yang besar, wilayah ini sering mengalami pemadaman listrik yang berkepanjangan. Listrik yang dihasilkan dari ladang angin ini lebih banyak disalurkan untuk memenuhi kebutuhan pusat-pusat industri dan kota-kota besar, meninggalkan masyarakat setempat dalam kegelapan.
“Kami hanya memiliki listrik selama dua jam sehari. Kami sangat membutuhkan cahaya,” keluh seorang aktivis lingkungan lokal, Sumer Singh Bhati melansir AFP.
Beberapa perusahaan besar seperti Adani Group dan Suzlon, yang memiliki turbin angin di wilayah tersebut, menyatakan bahwa mereka mendukung upaya nasional India untuk beralih ke energi terbarukan dan juga memberikan dukungan kepada masyarakat yang terdampak.
Mereka mengklaim telah menyediakan pembangunan berkelanjutan untuk desa-desa sekitar, termasuk proyek-proyek kesehatan, pendidikan, dan dukungan untuk ternak. Suzlon, misalnya, mengaku telah mendukung sekolah-sekolah dan menyediakan akses air bersih.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa upaya ini belum cukup untuk mengatasi kerugian yang dialami oleh masyarakat lokal.
Hilangnya lahan penggembalaan dan akses listrik yang terbatas menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara keuntungan yang dihasilkan dari pembangunan energi terbarukan dengan dampak yang harus ditanggung oleh masyarakat setempat.
India memiliki target ambisius untuk meningkatkan kapasitas listrik non-bahan bakar fosil menjadi 500 GW pada tahun 2030 dan berkomitmen untuk mencapai ekonomi tanpa emisi bersih pada tahun 2070.
Pembangunan energi terbarukan di negara ini telah berkembang pesat, dari 76 GW menjadi 203 GW dalam satu dekade terakhir, dengan sekitar seperempatnya berasal dari tenaga angin.
Namun, untuk mencapai target tersebut, India harus terus memperluas pembangunan energi terbarukan, yang berarti akan ada lebih banyak lahan yang dibutuhkan dan kemungkinan lebih banyak masyarakat yang terdampak.
Hal ini menimbulkan tantangan besar bagi pemerintah India dalam menyeimbangkan antara kebutuhan untuk melawan perubahan iklim dan memastikan kesejahteraan masyarakat lokal yang terdampak oleh proyek-proyek energi terbarukan ini.
(Saepul)