JAKARTA, PANJIRAKYAT: Indonesia dan Africa menghasilkan kesepakatan dalam Forum Indonesia-Afrika (Indonesia-Africa Forum/IAF) Ke-2 dipastikan diimplementasikan dan memberikan dampak langsung berbagai sektor.
“Perhelatan yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 1—3 September 2024, itu, dirancang sebagai katalisator perubahan. Di mana gagasan dan ide diharapkan dapat diwujudkan dalam aksi nyata,” Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Pahala Nugraha Manshury dalam keterangan persnya, dikutip Jumat (30/08/2024).
Pahala menuturkan, sektor-sektor prioritas menjadi fokus utama yang termasuk transformasi ekonomi, energi, dan pertambangan. Kemudian, ketahanan pangan, kesehatan, serta kerja sama pembangunan.
BACA JUGA: Jumlah Pasangan dalam Pilkada 2024 Seluruh Indonesia
Ia menyatakan, IAF ke-2 tidak hanya soal dengan ide, sekaligus juga dengan hasil nyata yang menuai hasil.
“Untuk sektor swasta dan BUMN, diperkirakan akan ada perjanjian dengan nilai mencapai USD3,5 miliar atau sekitar Rp58 triliun,” kata Pahala.
Ia mengharpakan, dalam kesempatan itu, tidak hanya membahas pembangunan antara Indonesia dan Afrika. Harapannya, juga turut menghasilkan rencana nyata , mengingat potensi besar yang dapat dikembangkan antara keduanya.
Hal seiras, juga disampaikan oleh Duta Besar Rwanda pertama untuk Indonesia Abdul Karim Harerimana. Ia mengatakan, forum tersebut, akan berguna sebagai pertukaran ide dalam tantangan pembangunan.
Ia mengungkapkan, Presiden Rwanda Paul Kagame, akan menjadi narasumber dan berbagi pengalaman dari negara-negara Afrika, khususnya Rwanda. Kagame dijadwalkan berbicara memperkuat kerja sama dan pembangunan.
Lrbih lanjut, kata Karim harapannya kerja sama itu memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Africa. Kemudian, negara-negara Africa keseluruhan.
Selain Rwanda, IAF juga akan dihadiri oleh enam kepala negara Afrika lainnya, yakni Presiden Liberia, Y.M. Joseph Boakai, Presiden Ghana, Y.M. Nana Akufo-Addo, Perdana Menteri Eswatini Russel Dlamini.
Selain itu, turut hadir juga residen Zanzibar yang mewakili Tanzania Hussein Ali Mwinyi dan Wakil Presiden Zimbabwe Constantino Chiwenga. Untuk diketahui, IAF merupakan platform utama bagi Indonesia serta negara-negara Afrika.
Dasar adanya forum itu, bertujuan untu memperkuat hubungan bilateral dan merumuskan langkah strategis. Lalu, melakukan upaya bersama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Kementerian Luar Negeri Indonesia berkomitmen untuk turun andil kerja sama yang kokoh dengan negara-negara Afrika. IAF ke-2 diharapkan menghasilkan kesepakatan dan gagasan baru melalui semangat kebersamaan, guna membentuk masa depan lebih baik.
(Saepul)