JAKARTA, PANJIRAKYAT: Penggunaan baterai jenis lithium iron phosphate atau baterai LFP pada mobil listrik sangat populer dibandingkan nikel, mangan, cobalt (NMC). Baterai ini disebut memiliki keunggulan jarak tempuh yang panjang karena bisa menyimpan daya lebih besar. Namun, studi terbaru telah mengungkapkan kelemahan LFP.
Baterai LFP juga memiliki keunggulan biaya produksi lebih murah dan tingkat risiko kebakaran yang lebih rendah. Tapi, baterai ini juga memiliki kelemahan yang membuatnya tak lebih baik dari NMC.
Melansir Insideevs, Rabu (28/8/2024), sebuah studi yang dipublikasi Journal Of Electrochemical Society mengungkapkan kelemahan baterai LFP. Studi itu mengungkapkan baterai LFP akan mengalami penurunan kinerja lebih cepat apabila selalu diisi mencapai 100 persen.
Peneliti baterai yang memimpin Jeff Dahn Research Group, Dr Jeff Dahn merupakan salah satu penulis studi ini. Laboratoriumnya telah memainkan peran penting dalam pengembangan baterai NMC untuk Tesla.
Produsen baterai terbesar dunia CATL mengumumkan baterai Shenxing Plus LFP yang diklaim dapat menambah jarak tempuh hingga 600 km dalam waktu hanya 10 menit. Namun, studi ini menunjukkan, pengisian penuh baterai LFP dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel baterai secara jangka panjang.
Para peneliti menemukan saat mengisi baterai LFP hingga penuh dapat membuat senyawa berbahaya dalam baterai akibat tegangan tinggi dan panas. Senyawa-senyawa ini dapat terakumulasi pada elektroda negatif, mengonsumsi lithium dan menyebabkan degradasi.
Para peneliti menemukan saat mengisi baterai LFP hingga penuh dapat membuat senyawa berbahaya dalam baterai akibat tegangan tinggi dan panas. Senyawa-senyawa ini dapat terakumulasi pada elektroda negatif, mengonsumsi lithium dan menyebabkan degradasi.
Studi ini juga menemukan hasil bahwa membiarkan baterai LFP dalam keadaan daya rendah dapat membantu memperpanjang masa pakainya. Namun, hasil studi ini bersifat terbatas dan tetap disarankan mengikuti rekomendasi produsen mobil.
Dari hasil temuan disimpulkan meski pengisian penuh baterai LFP dapat memberikan manfaat seperti jarak tempuh lebih jauh, degradasi baterai lebih cepat apabila diisi penuh. Dengan pemakaian normal dan perawatan yang tepat, baterai LFP masih dapat memberikan kinerja yang baik dalam jangka panjang.
Para peneliti menemukan saat mengisi baterai LFP hingga penuh dapat membuat senyawa berbahaya dalam baterai akibat tegangan tinggi dan panas. Senyawa-senyawa ini dapat terakumulasi pada elektroda negatif, mengonsumsi lithium dan menyebabkan degradasi.
BACA JUGA: 11 Indikator Mobil, Penting Bisa Jadi Pengingat Rusak!
Studi ini juga menemukan hasil bahwa membiarkan baterai LFP dalam keadaan daya rendah dapat membantu memperpanjang masa pakainya. Namun, hasil studi ini bersifat terbatas dan tetap disarankan mengikuti rekomendasi produsen mobil.
Dari hasil temuan disimpulkan meski pengisian penuh baterai LFP dapat memberikan manfaat seperti jarak tempuh lebih jauh, degradasi baterai lebih cepat apabila diisi penuh. Dengan pemakaian normal dan perawatan yang tepat, baterai LFP masih dapat memberikan kinerja yang baik dalam jangka panjang.
(Agung)