BANDUNG, PANJI RAKYAT: Transmisi motor matic, Continuously Variable Transmission (CVT) adalah komponen vital.
CVT memungkinkan motor mengubah transmisi tanpa perlu perpindahan gigi manual alias otomatis. Namun, komponen ini rentan terhadap kerusakan jika tidak dirawat dengan baik.
Penyebab CVT Motor Rusak
Untuk menjaga performanya, kenali beberapa kebiasaan yang dapat merusak komponen tersebut. Melansir laman Suzuki, berikut penyebab CVT motor rusak:
1. Oli CVT Telat
Penggantian oli CVT yang terlambat atau bahkan diabaikan dapat menyebabkan gesekan berlebihan pada komponen CVT.
BACA JUGA: Morbius 250 Si Motor Cruiser Ala Harley-Davidson, Harga Cuma Rp 60 Jutaan
Gesekan ini mempercepat keausan dan dapat merusak komponen internal CVT. Selain itu, belt yang aus atau retak dapat mengurangi performa motor secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan perawatan CVT sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
2. Oli Rendah
Menggunakan oli berkualitas rendah atau yang tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan dapat berdampak buruk pada CVT.
Oli yang tidak memenuhi standar dapat menyebabkan gesekan berlebihan pada komponen CVT karena pelumasan yang tidak optimal.
3. Panas dari Oli
Oli yang tidak sesuai juga dapat menyebabkan panas berlebih pada CVT, yang akhirnya memicu kerusakan komponen lain di dalamnya. Oleh karena itu, selalu gunakan oli berkualitas yang direkomendasikan oleh pabrikan untuk menjaga kinerja CVT tetap prima.
4. Beban
Setiap kendaraan memiliki batas muatan yang telah ditentukan. Membawa beban melebihi kapasitas yang dianjurkan dapat memberikan tekanan berlebih pada CVT, memaksa komponen ini bekerja lebih keras dan akhirnya mempercepat keausan.
Beban berlebih juga dapat membuat akselerasi motor menjadi lebih lambat dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Untuk menjaga agar CVT tetap dalam kondisi baik, pastikan tidak membawa beban yang melebihi batas kapasitas motor. Selalu rujuk pada buku panduan motor untuk mengetahui batas muatan yang tepat.
5. Menahan Gas
Menahan gas dalam kondisi jalanan macet atau saat menanjak dapat menyebabkan panas berlebih pada CVT. Panas ini dapat merusak komponen seperti belt dan roller. Selain itu, kebiasaan ini juga membuat CVT bekerja lebih keras dari yang seharusnya, sehingga mempercepat keausan.
Saat menghadapi kondisi jalanan macet atau menanjak, sebaiknya mengemudi dengan perlahan dan tidak menahan gas terlalu lama. Hal ini dapat mengurangi risiko panas berlebih dan menjaga performa CVT tetap optimal.
Mengabaikan gejala kerusakan seperti asap putih atau penurunan tenaga saat melewati tanjakan dapat memperburuk kondisi CVT. Terus berkendara dalam kondisi seperti ini tidak hanya mempercepat kerusakan, tetapi juga dapat berujung pada biaya perbaikan yang lebih besar.
Jika motor menunjukkan gejala tidak baik, segera hentikan perjalanan dan beristirahat sejenak untuk mendinginkan komponen CVT. Dengan demikian, anda dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan memastikan keselamatan saat berkendara.
(Saepul)