• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 22 Agustus 2025
Panji Rakyat
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
ADVERTISEMENT
Home Dunia

Fenomena Godoksa, Ribuan Orang Mati Kesepian di Korea Selatan

Penulis Raya
30 Oktober 2024
A A
godoksa

(X/neolilith)

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

JAKARTA, PANJIRAKYAT: Ribuan orang terutama pria paruh baya di Korea Selatan, setiap tahunnya menghadapi kematian karena kesepian. Istilah lokal untuk kematian semacam ini adalah “godoksa“. Mereka meninggal tanpa ada keluarga atau teman, dan banyak yang ditemukan hanya setelah berhari-hari atau berminggu-minggu kemudian.

BACAJUGA

Teroris Bom Bali Hambali Tak Bisa Masuk Indonesia, Yusril Beberkan Alasannya

TNI Siap Turun Lakukan Misi Kemanusiaan di Myanmar

Kenyataan pahit ini berlawanan dengan citra kehidupan hangat dan penuh kasih sayang yang sering ditampilkan dalam drama Korea.

Upaya pemerintah terhadap godoksa

Bahkan, fenomena “godoksa” menjadi perhatian utama Pemerintah Kota Seoul, yang mengalokasikan dana sebesar 451,3 miliar won (sekitar Rp5,1 triliun) untuk menangani kesepian warga selama lima tahun ke depan.

Langkah ini bertujuan menciptakan kota di mana setiap warganya bisa merasa didukung secara emosional, terutama bagi mereka yang hidup sendirian.

ADVERTISEMENT

Dengan anggaran besar tersebut, pemerintah merancang berbagai inisiatif untuk mendorong kesejahteraan emosional warga, seperti menyediakan konselor yang dapat diakses kapan saja selama 24 jam, platform konseling daring, serta konsultasi langsung.

Wali Kota Seoul, Oh Se-hoon, menyatakan bahwa kesepian bukan hanya masalah individu, tetapi tantangan sosial yang perlu diatasi bersama.

Selain dukungan emosional, pemerintah juga berencana memberikan layanan psikologis bagi yang membutuhkan. Upaya lain termasuk memperluas area ruang terbuka hijau, menyediakan makanan sehat bagi warga berusia paruh baya dan lanjut usia, serta menciptakan berbagai program untuk mendorong warga agar berinteraksi lebih sering di luar rumah.

Program-program ini mencakup kegiatan berkebun, berolahraga, hingga klub baca buku, yang semuanya diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup dan interaksi sosial warga.

Para ahli menyambut baik kebijakan-kebijakan ini, meskipun beberapa dari mereka berpendapat bahwa kesepian di Korea Selatan juga berakar dari budaya yang kompleks.

Menurut An Soo-jung, profesor psikologi dari Universitas Myongji, konsep kesepian di Korea memiliki dimensi yang unik. Bukan hanya ketiadaan interaksi sosial, tetapi rasa sepi di Korea juga seringkali muncul ketika seseorang merasa tidak memiliki tujuan atau nilai dalam hidup mereka.

Penelitian baru-baru ini mendukung pandangan ini, mengungkapkan bahwa epidemi kesepian di Korea Selatan mencerminkan nilai-nilai budaya yang sangat menekankan pentingnya hubungan sosial dan kebermanfaatan diri terhadap masyarakat.

Hal ini menyebabkan warga Korea Selatan sering merasa kesepian atau gagal jika mereka merasa tidak memberikan kontribusi berarti bagi orang lain atau lingkungan sekitar.

Faktor lain yang menyebabkan lonjakan kesepian di Korea Selatan adalah meningkatnya jumlah rumah tangga satu orang, penurunan interaksi sosial di luar pekerjaan dan keluarga, serta pengaruh media sosial yang mendorong perasaan kurang berharga. Selain itu, budaya Korea Selatan yang sangat kompetitif dan berorientasi pada prestasi memperparah rasa kesepian, khususnya di kalangan pria paruh baya.

Godoksa atau kematian karena kesepian semakin banyak terjadi di Korea Selatan. Pada 2023, terdapat 3.661 kasus kematian yang terkait dengan kesepian, meningkat dari 3.559 kasus pada 2022 dan 3.378 kasus pada 2021, berdasarkan data Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan.

Angka ini menunjukkan mayoritas korban adalah laki-laki, khususnya mereka yang berada dalam rentang usia 50-an dan 60-an, sehingga kelompok ini dianggap paling rentan terhadap kematian karena kesepian di negara tersebut.

(Agung)

Tag: drakorGadoksakesepiankonselorkorea selatanmatiseoul

Artikel Terkait

Tiktok AS
Dunia

Pemblokiran Tiktok di AS Tipu Daya Jelang Pemerintah Trump?

19 Januari 2025
Dunia

Mengecam Pembakaran Al-Quran, Pemuda ini Lakukan dengan Cara Cinta

23 Januari 2023
peta tertua
Dunia

Ahli Ungkap Peta Tertua, Berkaitan dengan Zaman Nabi Nuh

17 September 2024
UnitedHealth
Dunia

CEO UnitedHealth Brian Thompson Tewas Ditembak di Jalanan

5 Desember 2024
Pesawat Boeing 757
Dunia

Roda Pesawat Boeing 757-232 Meledak, Dua Orang Tewas

28 Agustus 2024
Dunia

Balonya Ditembak AS, Buat China Marah

5 Februari 2023
Artikel Selanjutnya
iphone 16 china

Iphone 16 Banting Harga Laku Keras di China, Indonesia Kapan?

Artikel Terpopuler

  • orang terkaya

    6 Orang Terkaya Sumatera Utara, Terakhir Berjuluk ‘Raja’

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Jangan Lupa, Ini Daftar Jenis Pajak Kendaraan Harus Dibayar 2025!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Peringkat Brand Mobil terbesar di Dunia 2024, Ada Jagoan Mu?

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Dilarang Keras BPOM, Ini Asal-Usul Adanya Camilan Latiao

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Perbedaan Seragam Loreng Komcad dan TNI, Serupa Tapi Tak Sama!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0

Berita Terbaru

setya novanto bebas

Walau Bebas, Setya Novanto Masih Punya Kewajiban Hukum

19 Agustus 2025
pemakzulan gibran

Analisa Refly Harun: Pemakzulan Gibran Tak Sulit, Prabowo Punya Kuasa

19 Agustus 2025
bupati pati

Gerindra Sanksi Tegas Bupati Pati: Harus Berbakti pada Rakyat

16 Agustus 2025
prabowo megawati

SBY dan Jokowi Kompak Hadir, di Mana Megawati saat Sidang Tahunan MPR 2025?

15 Agustus 2025

Panji Rakyat merupakan portal berita yang hadir sebagai media online dan menjadi sumber referensi informasi terpercaya yang aktual dan berimbang.

Part of:

Informasi Lainnya

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Kontak

  • kontak@panjirakyat.com
© 2022 Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle

© 2022 Panji Rakyat