BANDUNG, PANJIRAKYAT: Rekaman video yang tersebar di media sosial, memperlihatkan Kepala Desa (Kades) Kohod bernama Arsin, diduga dikawal oleh sekelompok preman.
Video yang diunggah oleh akun Instagram @LaporanJakarta ini, sontak viral dan menjadi perbincangan hangat dan menuai kecaman publik.
Kades Kohod itu, nampak menghindari menghindari awak media yang ingin meminta klarifikasi terkait dugaan masalah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di wilayahnya.
Ia terlihat mengenakan batik dan kepala ditutupi peci hitam, bergegas meninggalkan lokasi seusai menghadiri acara di Masjid Abdul Muin, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
Arsin terlihat mendapatkan pengawal ketat oleh sejumlah orang yang diduga preman, menghalangi akses awak media untuk mendekat.
Kejadian ini memicu warganet untuk menyoroti gaya hidup Kades Arsin. Khususnya harta kekayaannya yang dinilai tidak sesuai dengan profil seorang kepala desa.
Berbagai akun Instagram seperti @Tanaysoe23 dan @Anggamau33 mengunggah foto dan informasi yang menunjukkan Kades Arsin memiliki sejumlah mobil mewah, termasuk Jeep Rubicon, Toyota Alphard, dan Mercedes-Benz.
Hal ini memicu desakan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Rubicon, Alphard, mercy. Ini tiga aja udah pasti dibilang mewah bagi seorang lurah wkwkw,” tulis akun @Tanaysoe23 mengutip pada Selasa (28/1/2025).
Selain kekayaan yang mencurigakan, warga Desa Kohod, juga mengungkapkan dugaan keterlibatan Kades Arsin dalam kasus pemalsuan dokumen, termasuk penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk sertifikat palsu.
Netizen menyatakan bahwa Kades Arsin mengetahui tindakan tersebut namun tidak melakukan pencegahan.
Pernyataan ini semakin memperkuat desakan masyarakat agar pemerintah pusat segera mengusut tuntas dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh Kades Arsin.
Kasus ini telah menimbulkan keresahan dan kemarahan di kalangan masyarakat. Mereka menuntut agar pemerintah pusat segera melakukan investigasi menyeluruh terhadap dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh Kades Arsin. Termasuk asal-usul kekayaannya yang fantastis.
Transparansi dan akuntabilitas menjadi tuntutan utama agar kasus ini tidak hanya berhenti pada viralnya video di media sosial.
(Saepul)