JAKARTA, PANJIRAKYAT: Gerakan perjuangan Palestina, Hamas menyatakan, tidak akan membuka pintu bagi pasukan Amerika Serikat (AS) untuk menginjakkan kaki di Jalur Gaza. Hal itu, buntut dari pernyataan kontroversial Presiden As Donal Trump, terkait pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza.
Perwakilan Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, kepada harian pro-pemerintah Turki, Hurriyet, pada Sabtu (8/2), mereka telah berjuang untuk melawan penjajah Palestina selama bertahun-tahun dan tidak akan membiarkan penjajahan baru datang ke Gaza.
“Kami tak akan mengizinkan suatu penjajahan baru,” tegas Zuhri.
Zuhri juga menyebut, Trump “tidak adil dan menghina rakyat Palestina.” Dia menegaskan, pasukannya tidak akan membiarkan pasukan AS memasuki Gaza dalam kondisi apapun.
Dalam pernyataan Trump tersebut, berharap Mesir dan Yordania bersedia menerima warga Palestina yang direlokasi dari Gaza.
Tak hanya itu, Trump juga menyatakan bahwa AS akan “mengambil alih” Gaza dan bertanggung jawab untuk membangun kembali wilayah tersebut.
Menanggapi hal ini, Hamas mengusulkan pembentukan kekuatan untuk menentang kebijakan Trump dan mencegah AS untuk untuk mengontrol penuh dan menyerang Gaza.
Zuhri menekankan, aliansi tersebut harus memberikan pesan yang jelas kepada Trump bahwa kawasan ini bukanlah properti yang bisa diperlakukan sesuka hati.
“Jika dia ingin melindungi kepentingan AS, dia harus menghormati kedaulatan dan hak-hak rakyat Palestina,” tambah Zuhri.
(Saepul)