JAKARTA, PANJIRAKYAT: Kabar kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen dari pemerintah, menuai kontra dari publik dengan ditandai gambar Garuda biru
Menyusul pengumuman kenaikan pajak tersebut, banyak netizen yang menyerukan penolakan dengan keras, lantaran terlalu besar dan tidak ada timbal balik yang jelas dari pemerintah.
Lantas, netizen pun mengaungkan boikot pemerintah lantaran kenaikan PPN melalui peringatan Garuda Biru. Sampai saat ini, Garuda Biru masih menjadi trending sebagai kritik dari kenaikan PPN 12 persen. Salah satunya, dibagikan oleh akun X @BudiBukanIntel.
Dalam cuitan pada akun tersebut, mendapatkan 47 ribu lebih. Netizen mengmukakan syarat, jika pemerintah ingin menaikan PPN.
“PPN boleh naik asalkan ada jaminan atas kualitas pendidikan yang baik, perlindungan rakyat dari kesewenang-wenangan oknum aparat korup dan kasar, pemberantasan korupsi yang menyeluruh, kualitas lingkungan hidup yang sehat dan lestari, dan akses transportasi umum yang layak. Jika pemerintah belum mampu melayani rakyat, jangan banyak minta sama rakyat,” kata bunyi keterangan gambar tersebut.
Kemudian, akun yang sama kembali membagikan unggahan serupa, berbunyi “Perpajakan tanpa representasi adalah kejahatan” dengan gambar Garuda biru.
Selain itu, gambar tersebut juga menyebutkan, pemerintah belum sepenuhnya melayani kebutuhan rakyat.
“Jangan minta pajak besar kalau belum becus melayani rakyat. Tolak PPN 12%,” tambahnya.
Cuitan itu, segera mendapatkan komentar yang seiras untuk menolak PPN 12 persen dari pemerintah.
“Kontrak sosial antara negara dan masyarakatnya bisa selesai secara seketika jika kemampuan masyarakatnya untuk bertahan hidup sudah hilang. Dan ini bisa menjadi salah satu pemicunya,” tulis salah satu cuitan netizen.
“PPN nggak naik pun harusnya jaminan itu tetap ada, harus banget kudu bayar lebih?,” netizen lain menimpali.
(Saepul)