BANDUNG, PANJIRAKYAT: Angka harapan hidup telah meningkat menjadi 78,6 tahun, menurut laporan statistik mengenai perkembangan kesehatan di China pada tahun 2023.
Laporan tersebut juga menunjukkan penurunan signifikan data kematian ibu, yang kini berada di angka 15,1 per 100.000 kelahiran.
Selain itu, penurunan angka kematian bayi yang mencapai level terendah, yaitu 4,5 per 1.000 kelahiran.
Peningkatan Layanan Medis Meningkatkan Angka Harapan Hidup
Melansir Antara, laporan ini menyoroti peningkatan yang stabil dalam sumber daya perawatan kesehatan di China. Jumlah total badan medis telah bertambah menjadi 1.070.785, dengan jumlah tempat tidur rumah sakit mencapai 10,17 juta.
Jumlah tenaga profesional kesehatan juga mengalami peningkatan, mencapai hampir 12,49 juta orang pada akhir tahun 2023.
Peningkatan juga tercermin dalam layanan medis, di mana total 9,55 miliar konsultasi kesehatan tercatat, meningkat sebesar 1,13 miliar dari tahun sebelumnya. Rata-rata masyarakat China melakukan kunjungan ke fasilitas medis sebanyak 6,8 kali per tahun.
Hal Ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam sektor kesehatan dan perawatan medis di negara tersebut.
Faktor Angka Harapan Hidup
Angka harapan hidup (AHH) merupakan salah satu indikator utama sebagai tujuan untuk menilai tingkat kesehatan penduduk di suatu wilayah.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, angka harapan hidup pada saat lahir (life expectancy at birth) berdasarkan rata-rata jumlah tahun hidup harapan dari perkembangan pertumbuhan bayi yang baru lahir pada tahun tertentu.
Angka ini bervariasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, tergantung pada kualitas hidup yang tercapai oleh penduduknya.
Misalnya, di wilayah Jawa Timur, banyak faktor yang mempengaruhi Angka Harapan Hidup, sehingga penting untuk dilakukan pemodelan untuk mengetahui faktor-faktor yang secara signifikan berdampak pada AHH.
Penelitian ini memfokuskan pada enam faktor yang kemungkinan berpengaruh, mencakup aspek sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Data yang mengacu dalam penelitian ini adalah data tahun 2010 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur.
Untuk memodelkan AHH, metode regresi semiparametrik spline menjadi acuan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang memberikan pengaruh signifikan terhadap AHH di Jawa Timur meliputi angka kematian bayi, persentase bayi berusia 0-11 bulan yang diberi ASI selama 4-6 bulan, serta persentase Balita berusia 1-4 tahun yang mendapatkan imunisasi lengkap.
Pengaruh-pengaruh ini menunjukkan betapa pentingnya intervensi dalam bidang kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan AHH di wilayah tersebut.
(Saepul)