JAKARTA, PANJIRAKYAT: Politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ferdinand Hutahaean, memberikan pandangan terkait pertemuan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Prabowo Subianto di kawasan Kertanegara, Jakarta.
Ia meniali , tatap muka kedua tokoh itu lebih mengarah pada urusan politik kelompok tertentu daripada membahas persoalan kebangsaan secara luas.
Ia menyatakan keraguannya bahwa agenda utama dalam pertemuan tersebut adalah masalah kebangsaan.
“Karena kalau kita mengikuti sejarah Pak Jokowi setelah pascamenjabat sebagai presiden dan sekarang tidak lagi, saya belum menemukan statement-statement Pak Jokowi itu yang terkait dengan urusan-urusan kebangsaan,” kata Ferdinand dalam program Interupsi yang tayang pada Kamis (09/10/2025).
Ferdinand menyoroti bahwa sejak tidak lagi menjabat sebagai presiden, Jokowi lebih sering mengeluarkan pernyataan yang berfokus pada hal-hal bersifat pribadi. Hal itu termasuk topik mengenai keluarganya, terutama dua putranya: Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep.
Dengan memperhatikan rekam jejak Jokowi setelah lengser dari jabatan presiden, Ferdinand menduga kuat bahwa kunjungan Jokowi ke kediaman Prabowo mengandung maksud tertentu yang ingin disampaikan secara langsung.
“Saya meyakini Pak Jokowi tentu membawa pesan-pesan khusus baik dari dirinya atau dari orang-orang lain yang menitipkan pesan kepada Jokowi,” ujar Ferdinand.
Ia juga tidak menutup kemungkinan bahwa dalam pertemuan itu, Jokowi mungkin sedang mengingatkan atau menagih janji politik yang sebelumnya pernah dijanjikan oleh Prabowo.
“Saya melihat ini adalah Jokowi menagih janji. Karena mungkin Pak Jokowi melihat, kalau kita melihat gesture Pak Prabowo terhadap Gibran kan memang kita bisa menyaksikan di media sosial bagaimana Pak Prabowo seperti berkali-kali melihat Gibran itu seolah-olah tidak ada di sebelahnya,” tambahnya.
(Saepul)