JAKARTA, PANJIRAKYAT: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengapresiasi pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang mengkritik kinerja KPK.
Diketahui, pernyataan itu, diutarakan langsung Megawati dalam pidato politiknya saat memperingati HUT PDIP ke-52.
“Tentu kami di sini sangat mengapresiasi apa yang disampaikan Ibu Ketum (PDIP) dan tentunya juga memang itu menjadi harapan kami juga, kami bisa menangani perkara-perkara yang besar,” kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu melansir Antara, Minggu (12/01/2025).
Asep mengatakan, segala langkah dan upaya dari pihaknya dalam membongkar kasus korupsi secara relatif tidak berbeda, yang membedakan hanyalah nilai kerugian yang diderita negara.
“Karena (daya dan upaya) yang kami keluarkan, misalkan perkara yang kami tangani Rp10 miliar dengan perkara yang misalkan Rp10 triliun, sama saja. Artinya kami harus melakukan penggeledahan, penyitaan, memeriksa saksi-saksi dan lain lain. Sementara kerugiannya berbeda,” ujar Asep.
Ia mengklaim, laporan yang diterima oleh lembaga antirasuah itu sangat banyak, dan pastinya akan ada tindak lanjut.
Namun, tidak seluruhnya dari laporan itu menunjukkan nilai kerugian keuangan negara yang besar, hanya beberapa saja laporan dengan kerugian besar.
“Tetapi masyarakat yang melaporkan ke sini, melaporkan ke KPK itu juga sangat banyak. Artinya perkara-perkara yang mereka juga ya yang ada seperti itu, tidak semuanya perkaranya misalkan triliunan,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebut, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kurang kerjaan lantaran hanya fokus pada Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, sedangkan masih banyak kasus perkara korupsi.
Hal itu diutarakan oleh Megawati dalam pidato politiknya di acara pembukaan HUT ke-52 PDI-P di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/1/2025).
“Belum lagi apa coba, KPK itu saya yang bikin? Mosok enggak ada kerjaan lain. Yang dituding, yang diubrek-ubrek hanya Pak Hasto, iku wae. Ayo wartawan tulis itu. Karena kan sebenarnya banyak yang malah sudah tersangka. Tapi (KPK) meneng wae (diam saja),” kata Megawati.
Megawati mengaku, memantau perkembangan informasi terbaru lewat media massa. Ia hanya ingin memastikan tesisnya, bahwa lembaga antirasuah itu tidak hanya konsen terhadap Hasto semata dan mengusut kasus lainnya yang benar-benar lebih penting.
(Saepul)