BANDUNG, PANJIRAKYAT: Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) berjalan ketat, salah satunya saat bagian bahasan pencemaran udara antara Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie berhadapan dengan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Mereka memperdebatkan soal buruknya kualitas udara di kawasan industri, mulai dari Cikampek hingga Purwakarta. Pasangan Syaikhu-Ilham dan Dedi-Erwan terlihat beropinin berbeda untuk menyikapi penanganan polusi.
Syaikhu-Ilham dalam solusinya, akan memberikan sanksi tegas. Sedangkan, sementara Dedi-Erwan ingin ada integrasi dan eksekusi yang sejalan antara pusat dan daerah dalam penanganan masalah lingkungan, termasuk polusi.
Mulanya, Syaikhu mengkritik soal aroma tak sedap menyengat kawasan industri Cikampek, yang ia sebut sebagai cerminan buruknya pengelolaan lingkungan di wilayah yang pernah dipimpin Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta dua periode.
“Kualitas lingkungan hidup di Purwakarta dan sekitarnya belum baik. Apa langkah konkret yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini?,” Tanya Syaikhu dalam debat yang digelar di Cirebon itu.
Dedi kemudian menjawab dan menjelaskan soal kontribusinya dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup di Purwakarta. Meski begitu, dia mengakui kebijakan yang ada saat ini memang belum terintegrasi dengan baik.
“Masalah kita adalah tingkat kebijakan yang belum terintegrasi serta kurangnya eksekusi. Jika kami terpilih, semua akan menjadi prioritas untuk diselesaikan,” kata Dedi tegas.
Hal ini kemudian dibantah oleh Syaikhu. Menurutnya, pengukuran kualitas udara yang lebih transparan dan tindakan konkret lebih penting untuk mengatasi polusi.
“Ambang batas pengukuran polusi harus jadi perhatian serius. Selain itu, perlu ada sanksi tegas untuk pelanggar lingkungan sebagai efek jera,” kata Syaikhu.
Dedi kemudian merespon pernyataan Syaikhu. Dia mengaku bahwa indikator kualitas udara di kawasan itu salah satu yang mengusulkan adalah dirinya sendiri.
“Saya termasuk yang mengusulkan pemberian indikator kualitas udara di kawasan industri untuk memantau kondisi lingkungan secara berkala,” kata Dedi.
(Saepul)