MALUKU, PANJI RAKYAT: Pemimpin Maluku Utara untuk 2024-2029, dinilai memerlukan sosok pemimpin berjiwa entrepreneurship.
Hal demikian, merupakan pandangan dari salah satu Tokoh Muda Maluku Utara, Syamsul Rizal. Menurutnya, dengan melakukan perencanaan yang tepat dan mempertimbangkan potensi sumber daya yang dimiliki, maka Maluku Utara akan siap menghadapi tantangan global.
“Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dilakukan dengan tetap mendasarkan pada data dan informasi yang akurat, valid dan akuntabel. Selanjutnya ketercapaian sasaran dan ketersediaan data menjadi ukuran utama yang sangat penting,” kata Syamsul Rizal dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2).
BACA JUGA: Polri Diberi Penghargaan Kemenpan RB, Tetap Koreksi dan Dukungan dari Masyarakat Harus Digaungkan
Dirinya menegaskan, pada perencanaan pembangunan Maluku Utara pada masa mendatang harus terintergrasi, karena pembangunan daerah adalah bagian dari integral nasional, yang berpengaruh terhadap kesehejahteraan bagi masyarakat.
“Pelaksanaan pembangunan harus seimbang jangan sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya perhatian pemerintah ke tiap daerah-daerah atau sepuluh Kabupaten Kota yang dimiliki Maluku Utara,” kata pria yang akrab disapa SRH ini.
“Saya juga berharap, kepala daerah maluku utara kedepan harus memahami dan memaknai tentang esensi pemberian otonomi daerah kabupaten dan kota oleh pemerintah pusat, bahwa pengelolaan keuangan sepenuhnya berada di tangan pemerintah daerah. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengelolaan keuangan daerah yang baik dalam rangka mengelola dana desentralisasi secara transparan, ekonomis, efisien, efektif dan akuntabel,” tambanya.
Lanjut dia, bagian dari otonomi daerah desentralisasi fiskal, yaitu pemberian sumber-sumber penerimaaan bagi daerah yang dapat digali dan digunakan sesuai dengan potensinya masing-masing.
“Secara teoritis pengukuran kemandirian daerah diukur dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sumber PAD berasal dari pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengolahan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah,” Tegas Syamsul Rizal.
Ia melihat, daerah di Indonesia pembangunannya masih terhambat dikarenakan istem pembangunan ekonomi yang bersifat sentralistik.
“Menurut saya pemimpin Maluku Utara kedepannya ialah mereka yang memiliki jiwa interpreniurship agar tidak seperti kondisi saat ini, pencapaian hasil-hasil pembangunan dirasakan belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal,” katanya.
Selain itu, kata dia, masih terdapat hambatan dalam memaksimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia serta sumber modal yang masih dihadapi oleh penentu kebijakan di tingkat propinsi maupun di kabupaten/kota.
Harapan dari Ketua Umum DPP KNPI berharap, Maluku Utara dapat melahirkan sosok figur berjiwa interpreneurship.
“Harapan saya kedepan, Maluku Utara akan lahir figur–figur muda yang berjiwa interpreniurship sehingga semua masalah–masalah diatas dapat diatasi karena kepemimpinan orang muda yang berjiwa entrepreneurship jauh lebih agresif,” tandasnya.