JAKARTA, PANJIRAKYAT: Jagat maya dihebohkan dengan video kekerasan terhadap anak berusia 9 tahun berinisial MR di sebuah pabrik penggilingan padi di Desa Muncung, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Sabtu, 16 November 2024. Dalam video tersebut, korban terlihat dianiaya oleh seorang pria dewasa yang memukul, membanting, bahkan memaksanya menenggak minuman keras.
Mengetahui insiden itu, orang tua MR segera melaporkan kejadian ini ke Polsek Kronjo Polresta Tangerang. Kepolisian bertindak cepat dan berhasil menangkap tiga terduga pelaku, termasuk pria berinisial CS yang diduga menjadi pelaku utama.
Detil Kekerasan yang Dilakukan
Kapolsek Kronjo, AKP Dedi Ruswandi, menyebut para pelaku mengaku melakukan aksi kekerasan tersebut secara bersama-sama. “Korban diikat, dipukul, dibanting, dipaksa minum minuman keras, hingga disetrum,” ungkapnya pada Rabu (20/11/2024).
Akibat penganiayaan ini, korban mengalami luka fisik berupa memar di kepala dan beberapa bagian tubuh.
Korban Mengalami Trauma Psikologis
Selain luka fisik, MR juga mengalami trauma psikologis akibat peristiwa ini. Saat ini, pihak kepolisian telah mengamankan ketiga pelaku untuk diperiksa lebih lanjut di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polresta Tangerang.
“Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan mendalam. Kami akan memastikan proses hukum berjalan dengan baik untuk melindungi hak korban,” tambah AKP Dedi.
Pelaku Dihukum Berat
Ketiga pelaku akan dijerat dengan Pasal 80 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, yang melarang segala bentuk kekerasan terhadap anak. Mereka juga dikenakan Pasal 170 KUHP terkait tindakan kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama. Hukuman maksimal untuk pelaku adalah lebih dari 5 tahun penjara.
BACA JUGA: Ivan Sugianto Dibui, Nama Valhalla Spectaclub di Google Maps Jadi Kuburan
Masyarakat Mengecam Keras
Kasus ini memancing reaksi keras dari publik. Banyak pihak mengecam tindakan tersebut dan mendesak agar para pelaku dihukum seberat-beratnya. Selain itu, masyarakat juga menyerukan pentingnya pendampingan psikologis untuk korban agar dapat pulih dari trauma yang dialaminya.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya menjaga keselamatan dan hak anak dari kekerasan, serta menegakkan keadilan bagi korban.
(Agung)