BANDUNG, PANJIRAKYAT: Semakin maraknya kehadiran produk baru dan produsen baru, biaya mobil listrik menunjukkan arah konsumtif.
Salah satunya adalah biaya operasional yang jauh lebih hemat ketimbang mobil bertenanga konvensional seperti bensin dan diesel.
Dengan biaya pengisian yang relatif rendah, mobil listrik bisa menempuh jarak yang jauh, untuk menjangkau jarak ratusan kilometer hanya sekali pengisian.
Lantas, benarkah hal tersebut menjadi bagian fakta biaya yang jauh lebih rendah daripada mobil bensin? Sebagai contoh, dengan tarif listrik rumah sekitar Rp 1.445 per kWh, biaya untuk mengisi baterai mobil listrik berkapasitas 30 kWh hanya sekitar Rp 43.350.
Perbandingan Biaya Mobil Listrik vs Mobil Bensin
Memahami lebih jauh lagi, biaya operasional antara mobil listrik dan mobil bensin, berikut simulasi perhitungannya selama 25 hari:
- Biaya Bensin per Hari:
Dari biaya BBM untuk 50 km, mobil membutuhkan sekitar 3,33 liter Pertalite (50 km ÷ 15 km per liter). Saat ini, harga Pertalite masih Rp 10.000 per liter, biaya per hari adalah Rp 33.330. - Biaya Bensin per Bulan:
Jika kalkulasi harian 50 km selama 25 hari, biaya bensin bulanan mencapai Rp 833.325. - Biaya Bensin per Tahun:
Kalkulasi selama setahun, biaya bensin berestimasi sekitar Rp 9.999.900. - Pajak Kendaraan:
Pajak tahunan untuk mobil konvensional ini sekitar Rp 3.500.000. - Biaya Servis dan Spare Part:
Beberapa produsen mobil memberikan layanan servis gratis selama 3 tahun, namun jika dihitung biaya servis dan spare part tahunan sekitar Rp 3.000.000, maka biaya servis per tahun menjadi Rp 3.000.000.
Dengan demikian, total budget pemakaian mobil konvensional dalam setahun mencapai sekitar Rp 16.499.900.
Perhitungan Mobil Listrik
Bagian perhitungan mobil listrik, simulasi perhitungan operasional, misalnya dengan unit Wuling Cloud EV, yang memiliki kapasitas baterai sebesar 50,6 kWh. Dalam simulasi ini, menggunakan tarif listrik rumah sekitar Rp 1.445 per kWh.
- Biaya Listrik per Hari:
Wuling Cloud EV ini diperkirakan menempuh jarak 50 km per hari, yang membutuhkan sekitar 7,94 kWh (50 km ÷ 6,3 km per kWh). Dengan tarif listrik per kWh Rp 1.445, biaya listrik per hari sekitar Rp 7.948. - Kebutuhan untuk satu bulan:
Jika digunakan selama 25 hari dalam sebulan, maka biaya listrik per bulan mencapai Rp 198.700. - Biaya Listrik per Tahun:
Dalam setahun, biaya listrik yang dikeluarkan adalah sekitar Rp 2.384.400. - Pajak Kendaraan:
Pajak tahunan untuk Wuling Cloud EV diperkirakan sekitar Rp 443.000. - Biaya Servis dan Spare Part:
Untuk mobil listrik ini, biaya servis dan spare part diperkirakan sebesar Rp 527.250 per tahun.
Dengan demikian, total pengeluaran pemakaian mobil listrik Wuling Cloud EV dalam setahun adalah sekitar Rp 3.354.650.
Perkiraan Kalkukasi Final
Dari simulasi di atas, dapat terlihat perbedaan signifikan antara pengeluaraan operasional mobil listrik dan mobil konvensional.
Total biaya pemakaian mobil konvensional per tahun mencapai sekitar Rp 16.499.900, sementara mobil listrik Wuling Cloud EV hanya membutuhkan Rp 3.354.650 per tahun. Ini berarti, memiliki mobil listrik dapat menghemat sekitar Rp 13.145.250 per tahun dibandingkan dengan mobil bermesin konvensional.
Tentu saja, angka-angka ini adalah simulasi dan dapat bervariasi tergantung pada penggunaan harian, tarif listrik, serta kebijakan pajak dan servis yang berlaku.
Namun, jelas bahwa mobil listrik menawarkan keuntungan besar dalam hal penghematan biaya operasional jangka panjang.
(Saepul)