BANDUNG, PANJIRAKYAT: Menakar biaya mobil listrik dari pengisian daya. Mobil listrik semakin menyita atensi pada masyarakat dunia, begitupun juga di Indonesia.
Selain menawarkan berbagai fitur mutakhir dan lebih ramah lingkungan, banyak yang tertarik lantaran efisiensi yang sangat besar.
Banyak yang menganggap, perpindahan dari mobil konvensional pada listrik, karena biaya operasional jauh lebih murah dan menguntungkan. Lantas, bernakah begitu?
Meningkatnya harga BBM membuat banyak orang mulai beralih ke kendaraan listrik sebagai solusi lebih efisien dan hemat biaya.
Biaya Charge Mobil Listrik di Rumah
Mengisi daya mobil listrik di rumah menjadi pilihan yang cukup ekonomis. Untuk biaya pengisian daya di rumah, harga per kWh dari PLN berkisar antara Rp1.445 hingga Rp1.700. Sementara itu, jika pengisian melalui SPKLU, tarif per kWh bervariasi, antara Rp1.650 hingga Rp2.475, tergantung penyedia layanan.
Misalnya saja, mobil listrik Wuling Air ev yang memiliki kapasitas baterai 26,7 kWh, untuk mengisi daya dari 0 persen hingga 100 persen menggunakan listrik pribadi di rumah, hanya perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp38.500 hingga Rp45.000.
Biaya ini cukup terjangkau daripada dengan pengisian BBM di mobil konvensional.
Namun, untuk bisa melakukan charge mobil listrik di rumah, perlu memastikan bahwa daya listrik rumah minimal 2.200 VA khusus untuk pengisian daya mobil.
Jika menggunakan daya 2200 VA, pengisian daya dari posisi kosong hingga penuh bisa memakan waktu sekitar 8,5 jam untuk tipe Lite dan Standard Range.
Sementara itu, tipe Long Range bisa terisi penuh dalam waktu sekitar 11 jam jika menggunakan daya 2200 VA, atau sekitar 4,5 jam dengan daya 6600 VA.
Biaya Charge Mobil Listrik di SPKLU
Pengisian daya mobil listrik di SPKLU umumnya digunakan ketika perjalanan jauh, seperti saat melakukan perjalanan antar kota.
Biaya pengisian di SPKLU hampir setara dengan pengisian di rumah. Sebagai contoh, untuk pengisian daya mobil listrik Wuling Air ev Long Range yang memiliki kapasitas baterai 26,7 kWh, biaya charge dari posisi 0% sampai 100% bisa berkisar antara Rp44.050 hingga Rp66.000, tergantung harga per kWh di SPKLU.
Dengan kapasitas baterai sebesar itu, mobil listrik Air ev Long Range dapat menempuh jarak sekitar 300 kilometer, yang setara dengan sekitar 30 liter bensin.
Jika dalam bentuk rupiah, biaya 30 liter bensin rata-rata bisa mencapai sekitar Rp350.000. Jadi, pengisian daya mobil listrik tentu jauh lebih hemat ketimbang dengan biaya BBM untuk jarak tempuh yang sama.
Jangkauan Waktu Pengisian
Selain biaya yang lebih murah, waktu pengisian daya juga menjadi pertimbangan. Wuling Air ev menawarkan dua pilihan sistem pengisian daya yang memudahkan pengguna, yaitu socket box dan charging pillar.
Socket box yang terpasang di rumah mampu mengalirkan daya hingga 2200W, sedangkan charging pillar yang lebih cepat dapat mengalirkan daya hingga 7700W.
Untuk pengisian daya menggunakan socket box dengan daya 2200W, tipe Long Range dari Wuling Air ev membutuhkan waktu sekitar 11 jam untuk mengisi daya dari 20% hingga 100%, sedangkan tipe Standard Range memerlukan waktu sekitar 8,5 jam.
Namun, jika menggunakan charging pillar yang lebih cepat, waktu pengisian untuk tipe Long Range bisa dipersingkat hingga hanya sekitar 4 jam. Dengan demikian, penggunaan charging pillar memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna yang membutuhkan pengisian lebih cepat.
Dari perbandingan biaya dan durasi pengisian daya mobil listrik, artinya biaya untuk mengisi daya mobil listrik jauh lebih hemat daripada dengan biaya BBM untuk jarak tempuh yang setara.
Meskipun keperluan awal pembelian mobil EV cenderung lebih tinggi, tetapi biaya operasional jangka panjang, terutama biaya charge, menawarkan penghematan yang signifikan.
Selain itu, kemudahan pengisian daya di rumah dengan sistem easy charging yang ditawarkan oleh produsen seperti Wuling, membuat penggunaan mobil listrik semakin praktis dan ekonomis.
Seiring dengan semakin banyaknya SPKLU di berbagai lokasi, mobil listrik semakin menjadi pilihan yang menguntungkan bagi masyarakat Indonesia yang ingin beralih ke kendaraan ramah lingkungan dan hemat biaya.
(Saepul)