BANDUNG, PANJIRAKYAT: Pasta makanan asal Italia, yang umumnya berbentuk pipih dan tipis. Namun, terbayangkah, jika pasta ini memiliki ketebalan 200 kali lebih tipis dari rambut manusia.
Mungkin hal itu akan terdengar dongeng saja, tetapi faktanya para ilmuwan telah berhasil menciptakan spageti tertipis di dunia dengan ketebalan hanya 372 nanometer (sepermiliar meter), jauh lebih tipis.
Meski begitu, pasta hasil ciptaan ilmuwan ini berbeda denhan makanan seperti yang kita kenal selama ini. Pasta super tipis ini sebenarnya diciptakan untuk tujuan yang lebih besar, yakni untuk keperluan medis dan kesehatan.
Mengapa demikian? Karena pasta ini terbuat dari serat nano yang memiliki banyak manfaat, terutama di dunia medis.
Pasta Tipis dari Serat Nano
Serat nano merupakan serat dengan ukuran sangat kecil, bahkan lebih kecil dari sel manusia. Dalam dunia medis, serat nano ini sangat berguna untuk berbagai aplikasi, salah satunya adalah perban luka.
Perban yang terbuat dari serat nano memungkinkan air dan kelembapan untuk masuk, tetapi mencegah bakteri dan kotoran berkeliaran.
Dengan kata lain, luka dapat sembuh lebih cepat dan lebih aman. Selain itu, serat nano juga berperan dalam berbagai teknologi medis lainnya, termasuk dalam bidang pengembangan jaringan dan perancah sel.
Penelitian dari University of California, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa serat nano bisa lebih ramah lingkungan jika material kaya pati, seperti tepung, yang merupakan bahan dasar dari pasta.
Proses pembuatan serat nano ini lebih efisien dan lebih ramah lingkungan daripada dengan serat nano yang berasal dari tanaman hijau, yang memerlukan proses ekstraksi dan pemurnian pati yang sangat memakan energi dan air.
Pembuatan serat nano dari pasta ini mengandalkan teknik bernama electrospinning, di mana campuran tepung dan cairan ditarik melalui ujung jarum dengan bantuan muatan listrik.
Proses ini memungkinkan terbentuknya pasta yang sangat tipis, bahkan mencapai ketebalan 372 nanometer, yang lebih kecil dari ketebalan rambut manusia yang rata-rata sekitar 70 mikrometer.
Menariknya, pasta nano ini juga mengingatkan pada tradisi pembuatan pasta di Italia. Salah satu jenis pasta tertipis yang terkenal di dunia adalah Su filindeu, yang berasal dari daerah Nuoro, Sardinia, Italia.
Su filindeu, yang berarti “benang-benang Tuhan”, terbuat secara manual oleh para perajin pasta di Sardinia dengan tangan mereka.
Pasta ini sangat tipis dan membentuk serat yang hampir tidak terlihat oleh mata telanjang, namun tetap bisa terjepret oleh kamera secara dekat.
Meskipun pasta nano ini memiliki kesamaan dalam hal bentuk serat yang sangat tipis, tujuan pembuatannya sangat berbeda.
Pasta nano ini bukan sebagai makanan, melainkan lebih untuk aplikasi medis yang memiliki potensi besar dalam penyembuhan luka, pertumbuhan jaringan, dan perancah untuk sel.
Potensi Serat Nano
Serat nano, termasuk yang terbuat dari pasta, saat ini mendapatkan kajian lebih lanjut untuk berbagai aplikasi medis.
Serat nano memiliki struktur yang sangat mirip dengan jaringan protein dan molekul lainnya oleh sel-sel tubuh untuk menopang.
Oleh karena itu, serat nano dapat bergungsi sebagai perancah atau struktur pendukung untuk menumbuhkan kembali jaringan tubuh yang rusak, seperti kulit, otot, atau bahkan pembuluh darah.
Selain itu, serat nano juga berpotensi untuk kebutuhan aspek lain, seperti pengiriman obat yang lebih efektif dan rekayasa jaringan.
Dengan ukuran yang sangat kecil, serat nano dapat menembus ke dalam tubuh dengan lebih mudah dan lebih tepat sasaran.
Meskipun pasta nano ini sangat menarik dan memiliki potensi besar dalam dunia medis, tetapi pasta ini bukan untuk konsumsi.
Pasta super tipis ini bisa matang hanya dalam waktu kurang dari satu detik, dan terlalu halus serta rapuh untuk dijadikan hidangan. Bahkan, setiap helai pasta nano ini terlalu tipis untuk dapat tertangkap oleh kamera tanpa peralatan khusus.
Namun, meskipun bukan sebagai makanan, penciptaan pasta nano ini menandai langkah besar dalam dunia teknologi medis.
Serat nano yang dihasilkan dari bahan sederhana seperti tepung ini memiliki potensi besar untuk menyelamatkan nyawa dan memberikan solusi untuk berbagai masalah medis yang sulit diatasi sebelumnya.
(Saepul)