• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, 16 Agustus 2025
Panji Rakyat
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
ADVERTISEMENT
Home Politik

Gerindra Sebut Inisiator PPN 12 Persen PDIP, Partai Megawati Ogah Disalahkan!

Penulis Saepul
23 Desember 2024
A A
gerindra ppn 12 persen

(Tangkap layar/KPU)

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

JAKARTA, PANJIRAKYAT: Anggota Komisi XI Fraksi Gerindra DPR RI, Wihadi Wiyanto menegaskan, kenaikan PPN 12 persen yang sudah diatur Undang-Undang (UU) Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), disebut diinisiasi oleh PDIP.

BACAJUGA

Ditengah Desakan Pemakzulan Bupati Pati, Pemerintah: Cari Jalan Terbaik

Diperiksa 10 Jam oleh Polda Metro Jaya soal Isu Ijazah Palsu Jokowi, Abraham Samad Dapati Pertanyaan Tak Sinkron?

“Kenaikan PPN 12 persen, itu adalah merupakan keputusan Undang-Undang (UU) Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) dan menjadi 11 persen tahun 2022 dan 12 persen hingga 2025, dan itu diinisiasi oleh PDI Perjuangan,” kata Wihadi dalam keterangannya, Minggu (22/12/2024).

Wihadi menilai, sikap PDIP terhadap kenaikan PPN berbanding berbeda ketika membentuk UU HPP tersebut. Terlebih, panja pembahasan kenaikan PPN yang tertuang dalam UU HPP dipimpin PDIP.

“Jadi kita bisa melihat dari yang memimpin panja pun dari PDIP, kemudian kalau sekarang pihak PDIP sekarang meminta ditunda ini adalah merupakan sesuatu hal yang menyudutkan pemerintah Prabowo (Presiden Prabowo Subianto),” kata Wihadi.

ADVERTISEMENT

Presiden Prabowo sebenarnya sudah menganalisa kebijakan itu agar tidak berdampak pada masyarakat menengah ke bawah. Salah satunya, dengan menerapkan kenaikan PPN 12 persen terhadap barang mewah.

“Sehingga pemikiran Pak Prabowo ini bahwa kalangan menengah bawah itu tetap terjaga daya belinya dan tidak menimbulkan gejolak ekonomi, ini adalah merupakan langkah bijaksana dari Pak Prabowo,” kata Wihadi.

Wihadi kembali mengingatkan pihak-pihak tertentu untuk tidak menggiring isu bahwa kenaikan PPN 12 persen merupakan keputusan pemerintahan Presiden Prabowo. Kebijakan ini diputuskan oleh DPR periode yang dipimpin oleh PDIP.

“Jadi apabila sekarang ada informasi ada hal-hal yang mengkaitkan ini dengan pemerintah Pak Prabowo yang seakan-akan memutuskan itu adalah tidak benar, yang benar adalah UU ini produk dari pada DPR yang pada saat itu diinisiasi PDI Perjuangan dan sekarang Pak Presiden Prabowo hanya menjalankan,” tegasnya.

Sikap PDIP kini adalah upaya ‘melempar bola panas’ kepada pemerintahan Prabowo. Padahal, kenaikan PPN 12 Persen yang termaktub dalam UU HPP merupakan produk dari PDIP.

“Jadi kami dalam hal ini melihat bahwa sikap PDIP ini adalah dalam hal PPN 12% adalah membuang muka jadi kami ingatkan bahwa apabila ingin mendukung pemerintahan maka tidak dengan cara seperti ini, tetapi bila ingin melakukan langkah-langkah oposisi maka ini adalah hak daripada PDIP,” kata Wihadi.

Tanggapan PDIP

Di sisi lain, Juru Bicara Chico Hakim menegaskan, PDIP bukan inisiator mengenai UU Kenaikan PPN 12 Persen.

“Inisiator UU HPP itu pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Komisi 12 waktu itu dipimpin oleh Fraksi Golkar dan oleh komisi menunjuk Ketua Panja dari PDIP. Jadi salah besar kalau dikatakan inisiatornya adalah PDIP. Dan lebih salah lagi kalau dikatakan PDIP harus bertanggung jawab karena UU HPP itu adalah produk DPR RI secara kelembagaan. Saat itu ada 8 Fraksi yang menyetujui,” kata Chico kepada awak media, Senin (24/12/2024).

Chico melanjutkan, seharusnya konsen saat ini bukan melihat siapa inisiatornya, melainkan mencari solusi agar tak ada kenaikan pajak.

“Tetapi akar masalahnya bukan soal siapa yang inisiasi atau bertanggung jawab, melainkan bagaimana mencari jalan keluar,” katanya.

Ia menilai, UU HPP memberikan kefleksibelan menaikkan PPN dari rentang 5 persen hingga 15 persen, itu terbentuk atas asumsi kondisi makro dan mikro ekonomi dalam kondisi normal. Sementara itu, semua indikator tidak menunjukkan kondisi stabil.

Chico memberikan contoh, dari  aspek fiskal APBN tahun ini defisit sekitar Rp400 triliun dan tahun depan diproyeksikan mencapai Rp1.500 triliun.

Pada sisi moneter, nilai tukar rupiah sudah menembus angka psikologis  Rp16.000, bahkan mencapai Rp16.300 dan akan terus jatuh hingga Febuari 2025.

“Tentu saja ini bukan salah Presiden Prabowo atau siapapun tetapi kondisi-kondisi yang memerlukan pertimbangan untuk pemberlakuan PPN 12 persen,” jelasnya.

“PDI Perjuangan tidak menolak UU HPP, tetapi meminta Pemerintah mengkaji ulang secara serius dampak kenaikan itu bagi masyarakat,” tambahnya.

Ia lantas meminta, kenaikan PPN 12 Persen sebaiknya ditunda atau dilakukan pada Januari 2025.

 

(Saepul)

Tag: Gerindrakebijakan PPN 12 persenPDIPpetisi tolak PPN 12 persenPPN 12 persen

Artikel Terkait

Politik

Memperingati Tahun Kelinci, Segelintir Tokoh Dunia Ucapkan Imlek

22 Januari 2023
PSI Masih Tunggu Jawaban Golkar terkait Pencalonan Kaesang-Jusuf Hamka di Pilkada DKI?
Politik

PSI Masih Tunggu Jawaban Golkar terkait Pencalonan Kaesang-Jusuf Hamka di Pilkada DKI?

13 Juli 2024
pilkada diulang
Politik

Hasil Putusan MK: Pilkada Tasikmalaya Diulang, Ade Sugianto Gagal Menang!

24 Februari 2025
bahlil retret
Politik

Bahlil Digembleng Retreat Kabinet di Magelang

26 Oktober 2024
rano karno ridwan kamil
Politik

Rano Karno Ditanya Persaingan dengan Ridwan Kamil: Cetek!

24 September 2024
psu politik uang (2)
Politik

Politik Uang pada PSU 2024, KPU Perlu Berbenah?

4 Mei 2025
Artikel Selanjutnya
Penetapan UMSK Jawa Barat, Mirisnya 2 Daerah Tidak Lolos!

Penetapan UMSK Jawa Barat, Mirisnya 2 Daerah Tidak Lolos!

Artikel Terpopuler

  • seragam komcad

    Perbedaan Seragam Loreng Komcad dan TNI, Serupa Tapi Tak Sama!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • 6 Orang Terkaya Sumatera Utara, Terakhir Berjuluk ‘Raja’

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Daftar Pinjol Ilegal 2025, Lengkap dengan Ciri-cirinya!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • 12 Custom ROM untuk Gaming, Performa Tanpa Beban!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Jangan Lupa, Ini Daftar Jenis Pajak Kendaraan Harus Dibayar 2025!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0

Berita Terbaru

prabowo megawati

SBY dan Jokowi Kompak Hadir, di Mana Megawati saat Sidang Tahunan MPR 2025?

15 Agustus 2025
Ditengah Desakan Pemakzulan Bupati Pati, Pemerintah: Cari Jalan Terbaik

Ditengah Desakan Pemakzulan Bupati Pati, Pemerintah: Cari Jalan Terbaik

15 Agustus 2025
abraham samad ijazah jokowi (2)

Diperiksa 10 Jam oleh Polda Metro Jaya soal Isu Ijazah Palsu Jokowi, Abraham Samad Dapati Pertanyaan Tak Sinkron?

14 Agustus 2025
KPK Yaqut

Yaqut Dicekal ke Luar Negeri oleh KPK, Waktu Bisa Diperpanjang

13 Agustus 2025

Panji Rakyat merupakan portal berita yang hadir sebagai media online dan menjadi sumber referensi informasi terpercaya yang aktual dan berimbang.

Part of:

Informasi Lainnya

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Kontak

  • kontak@panjirakyat.com
© 2022 Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle

© 2022 Panji Rakyat