JAKARTA, PANJIRAKYAT: Gereja Setan (Satanic Temple) meluncurkan program pembelajaran bernama Hellion Academy of Independent Learning (HAIL) di Sekolah Dasar Edgewood, Marysville, Ohio, sebagai bagian dari program “pembebasan beragama” negara bagian Amerika Serikat .
Program HAIL mulai berjalan pada Desember 2024, sebagai bagian dari kebijakan negara bagian yang mengizinkan siswa meninggalkan sekolah selama 55 menit setiap minggu untuk mengikuti pelajaran agama.
HAIL dirancang sebagai alternatif bagi program berbasis Kristen seperti LifeWise Academy, yang menyediakan pendidikan agama bagi siswa.
Kehadiran HAIL ini disebutkan bertujuan untuk mendorong pluralisme agama dan memberikan ruang bagi siswa yang merasa tidak nyaman dengan pendekatan agama tertentu.
Gereja Setan merupakan organisasi non-teistik yang telah diakui sebagai gereja oleh sistem pengadilan federal Amerika Serikat, mempromosikan empati, kebebasan beragama, dan pemikiran kritis. Program ini hanya hadir di distrik sekolah yang sudah memiliki program pembebasan agama lainnya.
Menurut June Everett, direktur kampanye After School Satan Club dan pemimpin agama yang ditahbiskan oleh Satanic Temple, HAIL di Marysville adalah respons terhadap permintaan orang tua yang mencari alternatif program berbasis Kristen.
“Kami tidak mencoba menutup LifeWise Academy, tetapi ketika distrik membuka pintu untuk satu agama, mereka harus membukanya untuk semua agama,” ujar Everett, melansir New York Times, Kamis (5/12/2024).
HAIL mengintegrasikan berbagai aktivitas pembelajaran termasuk pengembangan pemikiran kritis, kreativitas, dan perbuatan baik di masyarakat. Kegiatan ini dilakukan secara bulanan, berbeda dari program LifeWise yang diadakan mingguan dengan dukungan gereja lokal.
Program HAIL di Marysville adalah yang pertama di Ohio, sementara klub serupa, seperti After School Satan Club, telah berjalan di kota-kota lain seperti Dayton, Wilmington, dan Lebanon.
BACA JUGA: Korea Selatan Diprediksi jadi Negara yang Akan Musnah dari Muka Bumi
Kehadiran HAIL memicu perdebatan publik. Beberapa pihak menyambut inisiatif ini sebagai langkah positif untuk mendorong keberagaman agama di sekolah negeri. Namun, kritik juga muncul dari kalangan konservatif yang menganggap HAIL sebagai langkah kontroversial yang bertentangan dengan nilai-nilai tradisional.
Sebagai bagian dari kampanye mereka, Gereja Setan menyatakan bahwa program ini berfokus pada pengajaran berbasis nilai, tanpa doktrin agama tertentu. Everett menyebutkan bahwa HAIL adalah pilihan bagi keluarga yang mencari pendekatan berbeda terhadap pembelajaran agama di sekolah.
(Raya)