BANDUNG, PANJIRAKYAT: Angka harapan hidup di berbagai negara disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks, mulai dari akses ke air bersih, kualitas sistem kesehatan, hingga kondisi sosial-ekonomi.
Di negara-negara dengan angka harapan hidup terendah, seringkali mengalami masalah terkait faktor tadi akses dan pelayanan kesehatan yang kurang mengakomodir
Masalah Sosial menjadi Faktor Angka Harapan Hidup Rendah
Sebagai tambahan informasi dari daftar yang disebutkan, ada beberapa faktor spesifik yang bisa menjelaskan mengapa negara-negara ini memiliki harapan hidup yang lebih rendah:
- Akses Air Bersih dan Sanitasi: Di banyak negara dengan harapan hidup rendah, akses ke air bersih dan sanitasi yang layak sangat terbatas. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit menular yang mempengaruhi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
- Sistem Kesehatan: Negara-negara ini seringkali memiliki sistem kesehatan yang kurang berkembang, dengan kekurangan fasilitas medis, tenaga medis yang terlatih, dan obat-obatan yang diperlukan. Ini mengakibatkan tingginya angka kematian akibat penyakit yang seharusnya dapat diobati atau dicegah.
- Ekonomi dan Sosial: Kemiskinan dan ketidakstabilan politik juga berperan besar dalam mempengaruhi harapan hidup. Negara-negara yang mengalami konflik berkepanjangan atau memiliki ekonomi yang tidak stabil seringkali menghadapi tantangan tambahan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.
- Penyakit dan Epidemik: Banyak negara dengan harapan hidup rendah juga menghadapi wabah penyakit menular yang dapat merenggut nyawa dengan cepat. Misalnya, malaria, HIV/AIDS, dan tuberkulosis adalah masalah kesehatan utama di beberapa negara tersebut.
Angka Terendah
Adapun Data-data angka harapan hidup terendah di dunia, mencakup:
- Lesotho 50,7 tahun
- Afrika Tengah 53,1 tahun
- Somalia 56,5 tahun
- Eswatini 57,7 tahun
- Mozambique 58,1 tahun
- Kiribati 59,4 tahun
- Chad 59,6 tahun
- Guinea-Bissau 60,2 tahun
- Zimbabwe 60,7 tahun
- Sierra Leone 60,8 tahun
Menangani masalah ini memerlukan pendekatan yang holistik dan terkoordinasi, termasuk peningkatan infrastruktur kesehatan, akses yang lebih baik ke layanan medis, dan program-program yang fokus pada perbaikan kondisi sanitasi dan penyuluhan kesehatan.
(Saepul)