BANDUNG, PANJI RAKYAT: Pengunjung Kebun Binatang terkejut alih-alih melihat panda, tetapi malah melihat panda palsu yakni anjing yang dirias untuk menyerupai. Kejadian ini, sontak viral terjadi di kebun binatang berlokasi di Shanwei di Provinsi Guangdong, China.
Mereka datang ingin melihat panda sesuai dalam iklan promosi. Akan tetapi, mereka dikejutkan oleh suara gonggongan anjing menyerupai panda.
Pihak Kebun Binatang Klaim Spesies Panda Palsu
Memuat News.com Australia, video yang mengabadikan momen tersebut segera menjadi viral, memunculkan spekulasi bahwa hewan itu bukannlah panda.
Awalnya, pihak kebun binatang mengklaim bahwa hewan tersebut adalah spesies langka bernama “anjing panda.”
Namun, setelah banyak kritik, kebun binatang akhirnya mengakui bahwa mereka hanya mewarnai dua ekor anak anjing agar tampak seperti panda dengan pola hitam dan putih.
Tindakan ini memicu masalah dan kemarahan pengunjung, yang kemudian menuntut pengembalian uang setelah membeli tiket.
Panda Palsu Hanyalah Chow Chow
Dua ‘anjing panda’ tersebut ternyata adalah anjing ras Chow Chow, jenis Spitz berbulu tebal yang berasal dari China utara.
Dengan wajah bulat dan bulu yang lebat, anjing ini memang tampak lebih mirip panda daripada dengan ras anjing lainnya.
Chow Chow merupakan surai yang menyerupai singa dan merupakan salah satu ras anjing paling ikonik berasal dari Tiongkok.
Ras ini memiliki makna khusus dalam budaya dan sejarah negara tersebut, sering digambarkan dalam seni dan sastra, serta menjadi simbol kebangsawanan.
Penipuan di kebun binatang tersebut, bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, sekitar Mei, kebun binatang lain di Taizhou, Provinsi Jiangsu, juga mendapat kecaman karena memamerkan panda palsu.
Ketika memberikan pernyataan mengenai tindakan tersebut, perwakilan kebun binatang menjelaskan, “Tidak ada panda asli di kebun binatang, jadi kami memutuskan untuk melakukan ini.”
Terkait dengan masalah ini, pewarnaan bulu hewan secara ilmiah bisa berbahaya dan bahkan mematikan. Beberapa hewan dapat mengalami luka bakar serius atau keracunan akibat zat berbahaya dalam pewarna.
Organisasi hak asasi hewan, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), menekankan bahwa tidak ada hewan yang memiliki kebutuhan untuk dimodifikasi demi estetika manusia.
Baik penduduk setempat yang marah maupun kelompok hak asasi hewan global mengecam tindakan ini sebagai kekejaman terhadap hewan.
Mereka berpendapat bahwa hewan harus mendapatkan perawatan yang layak dan tidak boleh direkayasa dengan cara yang membahayakan kesehatan mereka.
“Risikonya terlalu besar dan tidak diperlukan. Memaksa hewan untuk menderita seperti ini bukanlah hal yang trendi; ini adalah tindakan kejam,” jelas pernyataan PETA.
Tahun lalu, di Kebun Binatang Hangzhou, terjadi kontroversi serupa ketika seekor beruang tampak aneh, dan banyak yang mengira itu adalah manusia yang mengenakan kostum.
Meski begitu, pihak kebun binatang membantahnya, menyatakan bahwa hewan tersebut adalah beruang madu Malaysia.
(Saepul)