BANDUNG, PANJIRAKYAT: Untuk mengurangi bau badan, solusi sementara dapat menggunakan deodorant dan antiperspirant.
Meskipun sering dianggap serupa, secara dalam kedua produk ini memiliki fungsi dan komposisi yang berbeda. Memahami perbedaan antara deodorant dan antiperspirant, bisa menjadi solusi kamu untuk memilih dari salah satunya.
Perbedaan Deodorant dan Antiperspirant bagi Bau Badan

Dari salah satunya dimulai dengan Deodorant. Produk ini bekerja dengan mengurangi jumlah bakteri yang menyebabkan bau tidak sedap untuk menutupi bau tak sedap.
Deodorant tidak mempengaruhi produksi keringat, melainkan fokus pada penanganan bau yang berasal dari bakteri kulit.
Begitupun sebaliknya, antiperspirant berfungsi untuk mengurangi produksi keringat dengan menyumbat kelenjar keringat di area tertentu seperti ketiak.
Dengan mengurangi intensitas produksi keringat, antiperspirant juga berkontribusi pada pengurangan bau badan karena bakteri penyebab bau tidak dapat berkembang biak saat kering.
Kandungan dari Keduanya
Komposisi deodorant umumnya mengandung bahan-bahan seperti parfum dan bahan antimikroba. Parfum memberikan aroma segar untuk menutupi bau, sedangkan bahan antimikroba membantu mengurangi jumlah bakteri di kulit.
Di sisi lain, Antiperspirant mengandung bahan aktif seperti garam aluminium, yang bekerja dengan menyumbat saluran keringat untuk mengurangi produksi keringat.
Bahan ini berfungsi untuk mengatasi keringat yang timbul akibat aktivitas fisik, panas, atau stres.
Klasifikasi Produk
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), deodorant masuk segmentasi kosmetik. Oleh karena itu, produsen deodorant tidak memerlukan persetujuan FDA sebelum memasarkan produk mereka, meskipun mereka bertanggung jawab atas keamanan bahan-bahan yang digunakan.
Berbeda dengan Antiperspirant, FDA menggolongkannya dalam obat karena mempengaruhi fungsi tubuh secara langsung.
Produsen antiperspirant harus memperoleh persetujuan dari FDA sebelum memasarkan produk mereka dan harus mencantumkan label yang menyarankan konsultasi dengan dokter jika diperlukan.
Efek Samping
Perlu menjadi catatan, Meski bisa disebut sebagai penawar dari bau badan, keduannya memiliki efek samping sebagai risiko penggunaan. e
Terutama bagi deodorant yang mengandung parfum, dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi (ACD) pada beberapa orang. Penelitian menunjukkan bahwa deodorant dan antiperspirant sering kali menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
Kemudian antiperspirant, dalam waktu lama penggunaanya dapat meningkatkan risiko pembentukan kista akibat penyumbatan kelenjar keringat. Untuk mengurangi risiko, disarankan untuk mencuci area ketiak secara teratur setelah menggunakan antiperspirant.
Meskipun ada kekhawatiran tentang aluminium dalam antiperspirant, penelitian hingga saat ini belum menemukan hubungan yang jelas antara penggunaan aluminium dan kanker payudara.
American Cancer Society menyatakan bahwa hanya sedikit aluminium yang masuk ke dalam kulit, dan tidak ada bukti kuat bahwa ini meningkatkan risiko kanker.
Memilih antara deodorant dan antiperspirant bergantung pada kebutuhan perawatan diri kamu. Jika kamu mencari produk untuk menutupi bau badan, deodorant mungkin menjadi pilihan yang tepat.
Akan tetapi, jika kamu ingin mengurangi produksi keringat dan bau badan secara bersamaan, antiperspirant bisa menjadi solusi yang lebih sesuai. Kendati begitu, keduanya sama memiliki efek samping.
(Saepul)