JAKARTA, PANJIRAKYAT: Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali terhimpit persoalan internal. Baru-bari ini, perpecahan terjadi antara Calon Ketua Umum PPP, Muhamad Mardiono dan Agus Suparmanto.
Pasalnya, keduanya saling memegang klaim sebagai pemenang secara aklamasi Ketua Umum PPP periode 2025–2030 dalam gelaran Muktamar X yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara.
Puncaknya, situasi tak kondusif pun pecah a sejak pembukaan forum tertinggi partai berlambang Ka’bah ini. Ketika Plt Ketua Umum PPP Mardiono hendak menyampaikan sambutannya di hadapan ribuan kader, sekelompok kader dari barisan belakang meneriakkan kata “perubahan” secara serempak.
“Perubahan, perubahan,” teriak sejumlah kader.
Sebagai tanggapan, kader lain dari barisan depan membalas dengan seruan yang berbeda.
“Lanjutkan. Ayok lanjutkan,” balas teriakan.
Yel-yel yang berujung menjadi aksi blas-balasan itu membuat suasana menjadi tidak kondusif. Panitia penyelenggara berusaha menenangkan keadaan dengan mengerahkan satuan tugas internal partai.
Selain itu, mereka mengajak peserta muktamar untuk berselawat bersama, yang sempat meredakan ketegangan.
Setelah kondisi agak tenang, Mardiono melanjutkan pidato pembukaan. Namun, pidato tersebut kembali terganggu oleh teriakan para kader. Meski begitu, Mardiono tetap menyelesaikan pidatonya.
Usai pembukaan, para kader meninggalkan ruangan. Ketegangan berlanjut dengan kembali terdengarnya teriakan “perubahan” dan “lanjutkan” di luar ruangan. Situasi semakin memanas ketika Mardiono tengah diwawancara oleh media.
Di tengah wawancara, sekelompok kader meneriakkan “perubahan”, yang langsung ditegur oleh pendukung Mardiono karena mengganggu jalannya wawancara.
Kericuhan pun tak terhindarkan. Perkelahian antar kader terjadi, bahkan beberapa kursi di lobi hotel sempat terlempar. Petugas Satgas PPP kembali diturunkan untuk meredakan konflik. Akhirnya, kedua kelompok memilih meninggalkan lokasi secara terpisah.
Dalam bursa calon ketua umum, terdapat tiga nama yang sebelumnya santer disebut-sebut, yaitu M. Mardiono, mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dan eks Dubes RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie. Namun, klaim kemenangan hanya muncul dari kubu Mardiono dan Agus.
Kubu Mardiono menyatakan bahwa ia telah dipilih secara aklamasi.
“Pertama-tama, saya ingin menyampaikan selamat kepada Pak Mardiono atas terpilihnya secara aklamasi dalam Muktamar ke-X yang baru saja kami ketuk palunya,” ucap pimpinan sidang Amir Uskara pada Sabtu (27/9/2025).
Ia menyebut keputusan tersebut diambil setelah pembahasan tata tertib, termasuk soal kehadiran fisik peserta muktamar. Amir mengklaim bahwa sebanyak 30 Ketua DPW menyetujui aklamasi tersebut.
“Insyaallah kami sudah sepakat dengan seluruh DPW bahwa tadi memang kita sudah ketuk palu dan menyampaikan selamat kepada Pak Mardiono yang terpilih secara aklamasi,” tambahnya.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy atau Rommy, menolak klaim tersebut. Ia menegaskan bahwa sidang muktamar masih berlangsung saat kabar kemenangan Mardiono muncul.
“Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi aklamasi. Sidang-sidang Muktamar X PPP masih berlangsung hingga saat ini 22.30 WIB,” tegas Rommy dalam pernyataannya, Sabtu malam.
Menurutnya, sidang baru menyelesaikan Paripurna IV, dan belum sampai pada tahap pemilihan ketua umum. Ia menilai pengumuman tersebut sebagai informasi sepihak dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Berita sekitar pukul 21.22 WIB yang menyebutkan bahwa Mardiono terpilih secara aklamasi adalah palsu, klaim sepihak, tidak bertanggung jawab, dan merupakan upaya memecah belah PPP,” tegasnya.
Sementara itu, pihak Agus Suparmanto menyampaikan kronologi versi mereka melalui Ketua Pimpinan Sidang Paripurna VIII, Qoyum Abdul Jabbar. Ia menyebut bahwa awalnya sidang dipimpin oleh Amir Uskara, namun muncul interupsi yang mempertanyakan netralitas Amir.
Peserta muktamar kemudian meminta sidang dipimpin oleh panitia SC, bukan oleh ketua tim sukses salah satu calon.
Qoyum menyatakan bahwa karena ketegangan yang terjadi, Amir dan seluruh pimpinan sidang meninggalkan ruangan. Akhirnya, sidang dilanjutkan oleh anggota SC dan pengurus PH DPP PPP yang masih berada di lokasi.
“Muktamirin mendaulat beberapa Panitia SC… untuk memimpin sidang melanjutkan sidang-sidang muktamar,” jelas Qoyum.
Rusman Yakub, anggota SC lainnya, menyampaikan bahwa dalam sidang Paripurna III, seluruh zona DPW menyampaikan penolakan terhadap LPJ Plt Ketum Mardiono dan mendukung Agus Suparmanto.
Dalam sidang Paripurna VI, hanya Agus Suparmanto yang lolos verifikasi sebagai calon ketua umum. Muktamirin kemudian sepakat memilihnya secara aklamasi.
(Saepul)