• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 30 September 2025
Panji Rakyat
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
ADVERTISEMENT
Home Nasional

Asal-Usul Gelar Gus, Siapa Saja yang Boleh Pakai?

Penulis Saepul
7 Desember 2024
A A
gelar gus

(Tangkap layar/X)

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

JAKARTA, PANJIRAKYAT: Gelar “Gus” menuai pernyataan publik, setelah viralnya video Gus Miftah bersama seorang penjual es teh viral di media sosial.

BACAJUGA

UU Pers Dianggap Multi Tafsir, Minta MK Perjelas untuk Wartawan

Tanpa Kompromi, Prabowo Minta Usut Tuntas hingga Sanksi Berat untuk Oknum Brimob Pelindas Affan

Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat melontarkan sebuah kata yang dinggap tidak pantas kepada penjual es teh saat sebuah pengajian yang diadakan di Magelang, Jawa Tengah.

Lantas, perilakunnya itu segera mendapatkan kecaman dari banyak pihak, terutama di media sosial, dengan netizen yang berkomentar bahwa seorang yang dipanggil “Gus” seharusnya memberikan contoh yang baik.

Terlebih lagi, awalnya dikenal dengan ulama yang sering yang sering menyiarkan kepada masyarakat luas Indonesia.

ADVERTISEMENT

Kontroversi ini pun tidak hanya berhenti pada perilaku Gus Miftah, tetapi juga pada panggilan “Gus” yang tersemat pada namanya.

Banyak yang mempertanyakan apakah panggilan tersebut masih relevan untuk seseorang yang terbukti melakukan tindakan kontroversial seperti yang terjadi baru-baru ini.

Asal Usul Gelar Gus

Melansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Gus” adalah panggilan atau julukan bagi anak laki-laki, yang berasal dari kata “Bagus”, yang artinya tampan. Namun, pemakaian istilah ini lebih populer dalam konteks agama dan budaya di Indonesia.

Merujuk NU Online, panggilan “Gus” diberikan kepada seseorang yang berstatus sebagai anak dari seorang kiai atau ulama.

Gelar ini biasanya tersemat kepada mereka yang merupakan keturunan dari keluarga yang memiliki pondok pesantren.

Meskipun demikian, tidak hanya keturunan kiai yang bisa dipanggil “Gus”, tetapi juga para mubaligh yang memiliki pengetahuan agama yang luas dan menyebarkan ajaran Islam.

Sejarahnya, menurut KH Abdurrahman Al-Kautsar atau yang akrab disapa Gus Kautsar, gelar “Gus” merupakan bentuk penghormatan dari masyarakat, khususnya di wilayah Jawa Timur, kepada anak-anak ulama yang memiliki karya atau atsar (peninggalan) yang bermanfaat.

“Artinya, Gus itu sama sekali bukan penghormatan kepada dirinya, tapi ini adalah penghargaan terhadap jasa-jasa orang tuanya,” jelas Gus Kautsar  melansir NU Online.

Gelar Penghormatan dalam Lingkaran Pesantren

Selain itu, Buya Yahya juga pernah mengungkapkan pendapatnya mengenai gelar “Gus”. Menurut Buya Yahya, “Gus” adalah gelar penghormatan yang diberikan di lingkungan pesantren untuk anak-anak ulama dan kiai.

Gelar ini tidak diberikan sembarangan, karena menunjukkan bahwa seseorang merupakan bagian dari keluarga kiai yang dihormati karena ilmu, kelembutan, dan manfaatnya di tengah masyarakat.

“Gus itu gelar yang diberikan oleh para pecinta kiai untuk anak-anak kiai. Gus diberikan untuk penghormatan untuk tau bahwa ini anak kiai,” ujar Buya Yahya dalam sebuah wawancara di Youtube Anas Anan Channel.

Kontroversi terkait panggilan “Gus” pada Gus Miftah ini menunjukkan adanya perdebatan di kalangan masyarakat mengenai relevansi dan penggunaan gelar tersebut.

Di satu sisi, banyak yang menganggap bahwa seorang “Gus” seharusnya bisa memberikan contoh yang baik, terlebih dalam peranannya sebagai ulama yang kerap memberikan ceramah dan pengajaran agama.

Namun, di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa panggilan “Gus” seharusnya tetap diberikan kepada seseorang yang memang memiliki latar belakang keluarga kiai dan telah memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat.

Kontroversi ini juga menjadi refleksi bagi masyarakat tentang bagaimana menghargai sebuah gelar, serta pentingnya sikap dan etika dalam menjalankan peran sebagai pemuka agama.

Dengan semakin berkembangnya media sosial, setiap tindakan yang dilakukan oleh tokoh publik, termasuk ulama seperti Gus Miftah, semakin mudah untuk diawasi dan menjadi bahan perbincangan.

 

(Saepul)

Tag: gus durGus Miftahgus miftah hina tukang es tehjabatan gus miftahpengganti gus miftah

Artikel Terkait

paus fransiskus (3)
Nasional

Arahan Kepolisian dan PJ Gubernur DKI, Jelang Kedatangan Paus Fransiskus

31 Agustus 2024
Kades Kohod
Nasional

Usai Terseret Masalah SHM, Kades Kohod Diduga Dikawal Preman!

28 Januari 2025
sidang sengketa pilkada 2024
Nasional

Sidang Sengketa Pilkada 2024 di MK Diundur Gegara Anwar Usman Sakit

10 Januari 2025
sindikat minyakita
Nasional

Polisi Ungkap Sindikat Curang MinyaKita ada di Jabar!

9 Maret 2025
jet pribadi
Nasional

Ketua KPK Enggan Umumkan Hasil Klarifikasi Kaesang soal Jet Pribadi, Kenapa?

25 September 2024
Dunia

Distribusikan Bantuan Korban Gempa Turki, Menteri PMK dan Kepala BNPT Ikut Berangkat

21 Februari 2023
Artikel Selanjutnya
Joshua Pandelaki meninggal dunia

Aktor Senior Joshua Pandelaki Meninggal Dunia, Lukman Sardi Ungkap Momen Terakhir

Artikel Terpopuler

  • seragam komcad

    Perbedaan Seragam Loreng Komcad dan TNI, Serupa Tapi Tak Sama!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Peringkat Brand Mobil terbesar di Dunia 2024, Ada Jagoan Mu?

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Jangan Lupa, Ini Daftar Jenis Pajak Kendaraan Harus Dibayar 2025!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Ikutan Lelang KPK, Bagaimana Menurut Dalil Islam?

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • 9 HP Samsung Support Galaxy AI, Ada Milik Anda?

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0

Berita Terbaru

ricuh muktamar (2)

Kericuhan dalam Muktamar PPP, Usman Tokan Yakini Biang Kerok bukan dari Internal Partai

29 September 2025
zulhas indonesia forum global

Zulhas Klaim Indonesia Pegang Peran Penting pada Forum Internasional, Apa Itu?

26 September 2025
calon ppp (2)

Calon Ketum PPP Makin Mengerecut Jelang Muktamar X, Ini Kandidat Paling Potensial

25 September 2025
Prabowo Israel

Prabowo Tetap Beri Pilihan untuk Israel Jika Ingin Diakui 

23 September 2025

Panji Rakyat merupakan portal berita yang hadir sebagai media online dan menjadi sumber referensi informasi terpercaya yang aktual dan berimbang.

Part of:

Informasi Lainnya

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Kontak

  • kontak@panjirakyat.com
© 2022 Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle

© 2022 Panji Rakyat