• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 30 September 2025
Panji Rakyat
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
ADVERTISEMENT
Home Nasional

Yogyakarta Jadi Provinsi Satu-satunya yang Tak Gelar Pilkada Gubernur, Kenapa?

Penulis Raya
27 November 2024
A A
yogyakarta

(X/travelin.cuy)

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

JAKARTA, PANJIRAKYAT: Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi satu-satunya Provinsi yang tidak menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) untuk gubernur dan wakil gubernur.

BACAJUGA

UU Pers Dianggap Multi Tafsir, Minta MK Perjelas untuk Wartawan

Tanpa Kompromi, Prabowo Minta Usut Tuntas hingga Sanksi Berat untuk Oknum Brimob Pelindas Affan

seperti diketahui Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI serempak menggelar Pilkada untuk gubernur dan wakil gubernur di seluruh Indonesia pada hari ini, Rabu (27/11/2024).

Yogyakarta hanya menggelar pilkada untuk bupati/wali kota. Tercatat sebanyak 14 bakal pasangan calon telah resmi mendaftarkan diri untuk mengikuti Pilkada serentak 2024 untuk lima kabupaten/kota se-DIY, dimana berkas pencalonan telah resmi diterima KPU pada 27-29 Agustus 2024.

Khusus KPU provinsi DIY hanya akan menyelenggarakan satu pemilihan wali kota-wakil wali kota (Pilwakot) dan empat pemilihan bupati-wakil bupati (Pilbup).

ADVERTISEMENT

Di tengah hiruk-pikuk pesta demokrasi yang melibatkan jutaan pemilih, DIY tetap mempertahankan keistimewaannya dengan mekanisme penetapan kepala daerah yang berbeda.

Hal ini merupakan bentuk pengakuan negara terhadap sejarah panjang, tradisi, dan nilai-nilai budaya DIY yang unik.

Kebijakan yang Mengatur Sistem Pilkada DIY

Keistimewaan DIY dalam pemerintahan daerah diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY.

Undang-undang ini mengatur berbagai aspek pemerintahan DIY, mulai dari tata kelola pemerintahan, kebudayaan, hingga sistem penetapan kepala daerah.

Salah satu poin utama adalah bahwa gubernur DIY tidak dipilih melalui mekanisme Pilkada seperti di provinsi lain, melainkan ditetapkan berdasarkan keturunan kerajaan.

Dalam pasal 18 ayat c UU No 13 2012 disebutkan”

1) Calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur adalah warga negara Republik Indonesia yang harus memenuhi syarat:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintah
c. bertakhta sebagai Sultan Hamengku Buwono untuk calon Gubernur dan bertakhta sebagai Adipati Paku Alam untuk calon Wakil Gubernur

Ketentuan ini lahir dari pengakuan historis terhadap peran Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman yang bergabung dengan Indonesia pada 1945.

Saat itu, Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengeluarkan Amanat 5 September 1945, menyatakan kesetiaan mereka kepada Republik Indonesia, dengan syarat wilayah Yogyakarta tetap diakui sebagai daerah istimewa dengan otonomi khusus.

Pengaturan dalam UU ini tidak hanya memberikan penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga menjaga kesinambungan tradisi monarki yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas DIY.

Sistem Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY

Sistem penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY untuk pertama kali setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 diatur secara khusus dalam Pasal 45 Bab XV.

Proses ini diawali dengan DPRD DIY memberikan pemberitahuan kepada Gubernur, Wakil Gubernur, Kesultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualaman tentang berakhirnya masa jabatan, paling lambat dua hari setelah undang-undang diundangkan.

Gubernur yang sedang menjabat wajib menyerahkan laporan akhir masa jabatan kepada pemerintah pusat paling lambat 14 hari sebelum masa jabatannya berakhir.

Selanjutnya, DPRD DIY menyusun tata tertib penetapan dan membentuk Panitia Khusus (Pansus) yang bertugas mengelola proses ini.

Kesultanan Yogyakarta mengajukan Sultan Hamengkubuwono yang bertahta sebagai calon gubernur, sementara Kadipaten Pakualaman mengajukan Adipati Paku Alam sebagai calon wakil gubernur. Pengajuan ini disertai dokumen persyaratan dan dilakukan paling lambat lima hari setelah pemberitahuan diterima.

Pansus kemudian memverifikasi dokumen dalam waktu empat hari. Jika dokumen dinyatakan lengkap, DPRD DIY menggelar rapat paripurna untuk menetapkan Sultan dan Adipati sebagai gubernur dan wakil gubernur.

Sebelum penetapan, calon gubernur memaparkan visi, misi, dan programnya dalam rapat tersebut. Penetapan ini diusulkan kepada Presiden melalui Menteri untuk mendapatkan pengesahan.

BACA JUGA: Bersama di TPS, Bahlil Lahadalia Dukung Penuh Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta

Presiden memiliki waktu lima hari untuk mengesahkan penetapan tersebut. Setelah keputusan Presiden diterima, Menteri menyampaikan pemberitahuan kepada DPRD DIY, Sultan, dan Adipati.

Proses ini diakhiri dengan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur sesuai ketentuan undang-undang, yang menandai dimulainya masa jabatan resmi mereka. Sistem ini mencerminkan perpaduan tradisi kerajaan dengan aturan formal negara dalam menjaga keistimewaan DIY.

Tag: DIYgubernurKPUpilkada serentakProvinsiYogyakarta

Artikel Terkait

Eddy Hiariej
Nasional

Kasus Eddy Hiariej Mengambang, Bagaimana KPK?

26 Oktober 2024
rieke budi arie
Nasional

Momen Rieke Bahas Judol Oknum Komdigi, Kok Budi Arie Mendadak ke Toilet?

7 November 2024
ivan sugianto
Nasional

Klub Malam Lumbung Bisnis Ivan Sugianto, Pernah Digeruduk?

15 November 2024
Presiden Jawa
Nasional

Berganti Era Dominasi Tetap Kokoh Presiden asal Jawa, Kenapa Begitu?

18 Oktober 2024
Nasional

Dianggap Kerap Melanggar Hukum Dan Konstitusi, Presiden Bisa Di Makzulkan?

4 Januari 2023
nikel raja ampat
Nasional

Kecaman Lahan Tambang di Raja Ampat, Ini Daftar Perusahaan Pelanggar!

6 Juni 2025
Artikel Selanjutnya
Pramono Rano

Pramono-Rano Unggul Sementara versi Exit Poll, Ini TPS Penyumbang Terbanyak

Artikel Terpopuler

  • seragam komcad

    Perbedaan Seragam Loreng Komcad dan TNI, Serupa Tapi Tak Sama!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Peringkat Brand Mobil terbesar di Dunia 2024, Ada Jagoan Mu?

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Jangan Lupa, Ini Daftar Jenis Pajak Kendaraan Harus Dibayar 2025!

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Ikutan Lelang KPK, Bagaimana Menurut Dalil Islam?

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • 9 HP Samsung Support Galaxy AI, Ada Milik Anda?

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0

Berita Terbaru

ricuh muktamar (2)

Kericuhan dalam Muktamar PPP, Usman Tokan Yakini Biang Kerok bukan dari Internal Partai

29 September 2025
zulhas indonesia forum global

Zulhas Klaim Indonesia Pegang Peran Penting pada Forum Internasional, Apa Itu?

26 September 2025
calon ppp (2)

Calon Ketum PPP Makin Mengerecut Jelang Muktamar X, Ini Kandidat Paling Potensial

25 September 2025
Prabowo Israel

Prabowo Tetap Beri Pilihan untuk Israel Jika Ingin Diakui 

23 September 2025

Panji Rakyat merupakan portal berita yang hadir sebagai media online dan menjadi sumber referensi informasi terpercaya yang aktual dan berimbang.

Part of:

Informasi Lainnya

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Kontak

  • kontak@panjirakyat.com
© 2022 Panji Rakyat
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Politik
  • Otomotif
  • Tekno
  • Lifestyle

© 2022 Panji Rakyat