BANDUNG, PANJIRAKYAT: Dalam fenomena yang berkembang pada masyarakat, dalam rumah tangga dihadapkan pada masalah anak yang kecanduan media sosial.
Dampak buruk pada era digitalisasi ini, banyak kalangan yang terperangkap pada aktivitas digital, begitupun menyasar anak-anak.
Hal ini tidak hanya berdampak pada keseharian mereka, tetapi juga pada perkembangan psikologis dan sosial mereka.
Media sosial, menyajikan fitur menarik seperti notifikasi, “like”, komentar, dan autoplay video, dengan tujuan untuk interaksi sesama. Sehingga, bisa memicu terus terlibat dan betah berlama-lama menggunakannya.
Masalah ini akan lebih parah dengan adanya dorongan psikologis dari dopamin, zat kimia di otak yang menciptakan rasa senang setiap kali anak menerima validasi berupa pujian atau perhatian.
Namun, meski kecanduan media sosial bisa menjadi ancaman, hal ini sebenarnya bisa dikelola mulai dari pendekatan orang tua.
Cara Mengatasi Anak Kecanduan Media Sosial
Melansir berbagai sumber, berikut cara mengatasi anak kecanduan terhadap platform digital:
1.Pahami Pemantik Kecanduan
Orang tua, perlu mengetahui mengapa anak bisa terjebak dalam kecanduan media sosial. Anak-anak dan remaja memiliki otak yang sangat responsif terhadap stimulasi eksternal, seperti “like” atau komentar positif di media sosial.
Setiap kali mereka menerima timbal balik, dopamin akan terlepas dalam otak, menciptakan perasaan senang yang membuat mereka ingin kembali merasakannya lagi dan lagi.
Selain itu, fitur-fitur media sosial seperti notifikasi, autoplay video, dan algoritma menyebarkan konten-konten yang paling menarik dapat membuat anak merasa “terjebak” dalam platform tersebut.
Memahami hal ini akan membantu orang tua untuk tidak hanya memarahi anak, tetapi juga memberikan bimbingan yang lebih bijaksana.
2. Menjadi Teladan dalam Penggunaan Media Sosial
Jangan sampai orang tua menyalahkan anak, diri perlu berintropeksi. Jika orang tua sendiri sering menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-hari, anak cenderung akan meniru perilaku tersebut.
Dengan begitu, langkah pertama yang bisa melakukan pembatasan penggunaan media sosial orang tua, terutama saat di depan anak.
Sebagai contoh, orang tua bisa menetapkan aturan untuk tidak menggunakan smartphone selama waktu makan atau saat berkumpul bersama keluarga.
Selain itu, orang tua juga bisa memaparkan kegunaan smartphone yang lebih baik, seperti berbagi konten yang positif dan konstruktif.
Dengan menjadi landasan anak-anak, akan lebih mudah memahami pentingnya menggunakan media sosial dengan bijak.
3. Berikan Alternatif Kegiatan yang Menarik
Sering kali, kebosanan menjadi alasan utama anak terangsang menggunakan media sosial.
Dalam situasi ini, orang tua harus mencari cara untuk mengganti kebiasaan tersebut dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, baik untuk fisik maupun mental anak.
Aktivitas di luar ruangan seperti olahraga, bersepeda, atau sekadar berjalan-jalan di taman dapat menjadi alternatif yang baik.
Kemudian, dorong anak untuk mengembangkan hobi yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari gadget, seperti membaca buku, melukis, atau membuat kerajinan tangan.
Libatkan anak dalam memilih kegiatan yang mereka sukai, agar mereka merasa lebih antusias dan tidak merasa dipaksa.
Membuat daftar kegiatan yang ingin dicoba, seperti bermain permainan papan bersama keluarga atau mengikuti kelas seni, juga dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk mengurangi ketergantungan pada media sosial.
4. Terapkan Rutinitas Keluarga yang Terstruktur
Solusi lain dari masalah ini, berikan ruang kebersamaan yang rutin, agar anak mengurangi ketergantungan pada media sosial.
Kegiatan yang terstruktur dan terjadwal, seperti makan bersama, melakukan pekerjaan rumah tangga bersama, atau beribadah bersama, anak-anak akan memiliki waktu yang lebih teratur dan meminimalkan waktu yang mereka habiskan dengan gadget.
Rutinitas yang sehat juga menciptakan momen berkualitas bersama keluarga, yang sangat penting untuk perkembangan emosional anak.
Anak yang tumbuh dalam keluarga yang memiliki rutinitas yang jelas cenderung lebih mudah mengelola waktu dan membagi perhatian antara dunia nyata dan dunia digital.
5. Diskusikan Dampak Negatif Media Sosial
Lebih jauh, orang tua perlu memberikan penjelasan bahaya nyata kecanduan media sosial. Dengan begitu, anak akan lebih merasa waspada dengan penjelasan yang baik dari orang tua.
Misalnya, efek negatif yang dapat terjadi, seperti gangguan tidur, obesitas, atau bahkan kecemasan sosial.
Gunakan pendekatan yang bersahabat agar anak lebih terbuka untuk berbicara. Orang tua dapat menjelaskan bahwa media sosial bisa menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan dengan bijak, namun harus ada batasan-batasan yang jelas agar tidak mengganggu kegiatan lain dalam kehidupan mereka.
Dorong anak untuk lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan keluarga atau teman-teman mereka, karena interaksi tatap muka lebih mendalam dan autentik dibandingkan dengan hubungan virtual.
6. Atur Batasan Waktu Penggunaan Media Sosial
Menetapkan batasan waktu yang jelas untuk penggunaan media sosial sangat penting. Orang tua bisa menetapkan waktu tertentu, seperti hanya menggunakan media sosial setelah selesai mengerjakan tugas atau hanya pada waktu-waktu tertentu dalam sehari.
Hal ini dapat membantu anak memahami pentingnya mengatur waktu dan tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di dunia maya.
Sebagai contoh, tetapkan waktu bebas gadget selama makan bersama keluarga atau sebelum tidur. Waktu-waktu ini bisa dimanfaatkan untuk berinteraksi langsung dengan anggota keluarga atau melakukan kegiatan lain yang lebih produktif.
(Saepul)