JAKARTA, PANJIRAKYAT: Pengadilan Amerika Serikat melayangkan tuntutan terhadap Toyota terkait kecurangan emisi mesin forklift. Pabrikan asal Jepang ini, diklaim mengabaikan standar emisi yang ditetapkan, sehingga merugikan konsumen dan lingkungan.
Reuters memberitakan, gugatan tersebut menyatakan bahwa Toyota secara sengaja memproduksi forklift yang tidak memenuhi regulasi emisi yang berlaku.
“Kami percaya bahwa Toyota telah mengecewakan pelanggan dan masyarakat dengan tidak mematuhi regulasi yang ada,” ujar salah satu pengacara yang mewakili para penggugat.
Sementara itu, forklift yang terlibat dalam kasus ini dilaporkan mengeluarkan emisi yang jauh lebih tinggi dari batas yang diperbolehkan. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran besar terkait dampak lingkungan dan kesehatan.
“Kami mengharapkan transparansi dari perusahaan-perusahaan besar seperti Toyota. Kesehatan masyarakat dan lingkungan seharusnya menjadi prioritas utama,” kata seorang aktivis lingkungan yang terlibat dalam kampanye kesadaran emisi.
Kasus ini muncul di tengah meningkatnya tekanan global terhadap perusahaan otomotif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Banyak negara kini menerapkan regulasi yang lebih ketat untuk mengatasi perubahan iklim.
Dengan tuduhan ini, Toyota tidak hanya menghadapi risiko hukum, tetapi juga tantangan dalam mempertahankan posisinya di pasar yang semakin kompetitif.
Dalam merespons tuduhan ini, Toyota menyatakan bahwa berkomitmen untuk mematuhi semua regulasi yang berlaku dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah ini.
“Kami sangat serius dalam memenuhi standar emisi dan berkomitmen untuk menjaga lingkungan,” ungkap juru bicara Toyota dalam sebuah pernyataan resmi.
Meskipun demikian, skeptisisme publik terhadap pernyataan tersebut tetap ada. Banyak yang meragukan integritas perusahaan setelah tuntutan ini mencuat ke publik.
BACA JUGA: Heboh! Dodge Challenger Gagah Telanjang Dijual di Facebook Marketplace
“Kami tidak bisa hanya menerima kata-kata. Kami ingin melihat tindakan nyata dari Toyota,” kata seorang konsumen yang merasa dirugikan.
(Agung)
