BANDUNG, PANJIRAKYAT: Laporan terkini dari perusahaan jasa keuangan multinasional, Allianz mengungkapkan, generasi baby boomer menjadi orang terkaya seiring populasi.
Pencapaian tersebut, karena harga perumahan yang terjangkau dan kinerja pasar ekuitas yang menguntungkan, yang memberikan keuntungan besar bagi tabungan mereka.
Faktor Baby Boomer Generasi Terkaya Daripada Milenial
Di sisi lain generasi milenial secara blak-balakan disebut “pecundang terbesar” dalam perlombaan kekayaan, terjerembab dalam berbagai krisis, mulai dari krisis keuangan 2008 hingga pandemi COVID-19 dan inflasi yang tinggi.
Menurut Allianz, “Situasi historis yang unik—pertumbuhan ekonomi yang kuat, pasar perumahan yang terjangkau, dan pasar ekuitas yang sedang booming—memberikan kesempatan bagi generasi baby boomer untuk membangun kekayaan yang signifikan.”
Populasi milenial cenderung terhadang tantangan besar dalam menabung. Dengan tabungan yang terpaksa selama masa-masa sulit, keuntungan finansial simpanan mereka jauh lebih rendah daripada generasi sebelumnya.
Secara keseluruhan, simpanan mereka sepanjang hidup tidak sebanding dengan yang tercapai oleh generasi boomer.
Allianz menganalisis beberapa individu hipotetis dari berbagai generasi, melacak keuntungan tabungan dan kekayaan sepanjang siklus ekonomi.
Sebagai contoh, individu baby boomer yang lahir pada tahun 1960 dan menabung 10 persen dari pendapatan selama 40 tahun bisa memperoleh 85 persen dari pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Tetapi, seorang Gen X yang menabung dengan tingkat yang sama hanya akan memiliki kekayaan sekitar 606 persen dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, dengan pengembalian tahunan sebesar 6,7 persen.
Krisis sebanyak 200 persen ini bahkan lebih mencolok ketika komparasi dengan generasi milenial.
Individu milenial yang lahir pada tahun 1984, dengan pola tabungan yang sama, kurang lebih akan memiliki total simpanan seumur hidup sekitar 430% persen dari pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Kendati begitu, mereka masih berksempatan melipat gandakan tabungan. Namun, Allianz memprediksi bahwa mereka tidak akan mampu mengumpulkan kekayaan sebesar dari baby boomer, yang mencapai 670 persen.
Sedangkan, generasi paling muda, Gen Z yang baru memasuki dunia kerja, bisa menghasilkan lebih baik. daripada milenial, dengan proyeksi tabungan mencapai 766 persen dari pendapatan yang dapat dibelanjakan pada tahun 2063.
Akan tetapi, seperti generasi lainnya, mereka juga tidak dapat menjajaki perhitungan dari kekayaan baby boomer.
Siklus Masa Depan
Walaupun baby boomer saat ini menjadi salah satu generasi terkaya, ada kemungkinan bagi generasi lain untukmengambil alih.
Pialang properti Knight Frank menyebutkan, generasi milenial, berkat pengalihan kekayaan besar senilai US$ 90 triliun, berpotensi menjadi “generasi terkaya dalam sejarah.”
Namun, Allianz memperingatkan kekayaan hasil warisan mungkin lebih sedikit dari ekspetasi. Proyeksi menunjukkan, lebih dari US$ 84 triliun aset akan berpindah kepada generasi muda pada tahun 2045, dengan lebih dari US$ 53 triliun berasal dari rumah tangga baby boomer.
Hal ini bisa menjadi jalan bagi generasi milenial untuk meraih kekayaan, walau tidak mayoritas melalui usaha mereka sendiri.
Serupa dengan itu, Generasi Z juga memiliki peluang untuk melampaui milenial berkat usaha dan kondisi ekonomi yang lebih menguntungkan.
“Jika mereka dapat menyesuaikan perilaku menabung mereka dengan realitas baru, Generasi Z memiliki peluang yang baik untuk mengungguli pendahulu mereka,” tulis Allianz.
(Saepul)