JAKARTA, PANJIRAKYAT: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sepanjang tahun 2024 terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah daerah di Indonesia dan seluruhnya diklaim ditanggulangi dengan baik.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari mengatakan, dari sembilan jenis bencana, kebakran karhutla lebih cenderung mendominasi Juli-Oktober 2024.
Menurut pengamatan pihaknya, hal itu terjadi lantaran dalam kurun waktu Juli-Oktober menjadi perpindahan musim, menjalani hari tanpa hujan.
“Peningkatannya hingga ratusan kejadian per bulan pada periode Juli-Oktober tersebut yang merupakan musim kering,” katanya melansir Antara, Jumat (10/01/2025).
Ia menambahkan, sebaran karhutla seluruhnya hampir menyeluruh terjadi di sejumlah wilayah daerah Indonesia, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan.
Objek yang terbakar merembet pada kawasan hutan, lahan, mineral, dan gambut pada lahan di daerah itu dengan luas berhektare-hektare.
Dari seluruh daerah, Sumatera Selatan menjadi provinsi paling signifikan mengalami kebakaran hutan dan lahan dalam tahun 2024.
Berdasarkan catatan Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera, luasan karhutla di wilaya tersebut, mencapai 9.697 hektare selama periode Januari-September 2024.
Kebakaran yang terbesar bersumbu pada lahan mineral dengan luas mencapai 6.382 hektare. Sedangkan, separuhnya lagi terjadi di lahan gambut seluas 3.316 hektare yang masing-masing tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Muara Enim, dan Banyuasin.
Abdul menegaskan, penanganan terhadap peristiwa dengan dampak besar itu, telah ditangani dengan baik. Hal itu, tak lepas dengan curah hujan yang baik dalam musim penghujan, sekaligus terdukung dengan kolaborasi dari kementerian bersama lembaga terkait dan pemerintah daerah.
Selain itu, aksebilitas bantuan dari BNPB, dengan mengerahkan helikopter sebagai waterbombing atau penyiraman air dari udara , pesawat pemantauan udara termasuk dukungan peralatan dan juga dana bantuan operasional ke daerah terdampak karhutla tersebut.
Seluruhnya, terdapat enam helikopter yang dikerahkan untuk membantu penanggulangan karhutla yang terjadi di Sumatera Utara.
(Saepul)