JAKARTA, PANJIRAKYAT: Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Aditya Perdana menyebut, politik uang yang semakin marak.
Ia mengatakan, tindakan suap dari paslon tersebut, bisa berbentuk uang digital maupun konvensional.
“Hati-hati maraknya politik uang yang dilakukan dengan cara konvensional ataupun digital. Modus politik uang tentu semakin canggih dan perlu menjadi perhatian serius oleh Bawaslu RI,” kata Aditya melansir Antara, Minggu (24/11/2024).
Aditya melanjutkan, masyarakat dalam menyikapi politik uang bersifat permisif, ada yang tidak setuju dan setuju.
“Bahkan diantara yang setuju tersebut pun akan memilih orang yang memberikan uang. Ini menunjukkan potensi politik uang akan tetap tinggi mempengaruhi pilihan pemilih nanti,” tambahnya.
Ia menilai, tingkat partisipasi tidak akan jauh dan tidak berbeda jauh dari pemilu lalu, yakni dengan 75 persen.
Akan tetapi, kata Aditya, yang perlu diperhatikan pada pemilihan yang memegang kemandirian dalam memilih pemimpin, bukan diarahkan oleh material.
“Ini pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi semua pihak (peserta pemilu, penyelenggara ataupun berbagai kelompok masyarakat),” katanya.
Ia juga mengatakan, hal krusial tentu dalam masa tenang, bagi pemilih untuk menentukan pilihannya. Menurutnya, caara yang paling jitu adalah menganalisa seluruh hal soal pasangan calon terkait dengan jejak rekam, visi misi ataupun program yang ditawarkan di semua platform sosial media.
Lebih lanjut, Aditya, salah satu caranya bisa melihat gesture tubuh dan cara bicara pasangan calon ketika debat publik yang direkam dan disiarkan di Youtube juga menarik diperhatikan.
(Saepul)