BANDUNG, PANJIRAKYAT: Israel dilaporkan akan melakukan kembali serangan terhadap Iran, yang menjadi gelombang kedua setelah sebelumnya menembakkan puluhan rudal ke Negeri Para Mullah pada Sabtu (26/110/2024)alu.
Media Israel berbahasa Ibrani, Channel 13, mengungkapkan, menteri Israel telah diberi tahu untuk memperkirakan serangan itu meluncur.
Serangan ini, kata laporan itu , bentukbalasan atas serangan pesawat tak berawak (drone) Hizbullah di kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dalam rapat yang dilakukan pada Minggu, para menteri Netanyahu menyetujui serangan gelombang kedua untuk , meskipun Channel 13 tidak mengungkapkan sumber informasi tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sebelumnya telah melancarkan serangan udara ke Iran, menargetkan apa yang mereka sebut sebagai “sasaran militer,” termasuk fasilitas manufaktur rudal pertahanan udara.
Serangan tersebut menjadi responatas serbuan 200 rudal balistik dari Teheran yang menyerang dua pangkalan udara di Israel pada 1 Oktober.
Hizbullah mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap kediaman Netanyahu di Kaisarea. Meskipun Netanyahu tidak berada di lokasi saat serangan berlangsung, ia mengancam bahwa Iran dan proksinya akan membayar harga yang mahal.
Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai bagaimana Iran akan merespons serangan Israel. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa dampak dari serangan Israel tidak boleh dilebih-lebihkan atau diremehkan. Ia menegaskan bahwa respons Iran akan ditentukan oleh pejabat senior negara dengan cara yang paling sesuai dengan kepentingan nasional.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, memperingatkan bahwa Teheran akan menggunakan semua alat yang tersedia untuk memberikan respons efektif terhadap “rezim Zionis.”
Di sisi lain, pemerintah Amerika Serikat menilai serangan dari sekutunya itu, sebagai tindakan yang proporsional dan mendesak Teheran untuk tidak mengambil tindakan balasan.
Keadaan di wilayah tersebut tetap tegang, dengan potensi eskalasi yang semakin meningkat antara Israel dan Iran.
(Saepul)