BANDUNG, PANJIRAKYAT: Chatbot berbasis kecerdasan AI, DeepSeek belakangan mengejutkan dunia teknologi, karena digadang-gadang bisa meruntuhkan dominasi chatbot dari OpenAI, ChatGPT.
AI asal China ini menawarkan layanan dengan biaya yang jauh lebih murah dan berkonsep terbuka (open source), sehingga pengembangannya lebih fleksibel dan membuka akses untuk siapa pun.
Hal ini, membuatnya menyita minat, terutama di kalangan pengembang teknologi dan industri yang membutuhkan solusi AI dengan biaya lebih efisien.
DeepSeek Dituding Plagiat ChatGPT
Di sisi lain, kehadiran DeepSeek juga memicu reaksi keras dari perusahaan-perusahaan besar, seperti Microsoft dan OpenAI, yang sebelumnya memimpin pasar AI global.
Kedua raksasa teknologi tersebut, Chatbot China tersebut ilegal, dan mengambil data dari teknologi ChatGPT milik OpenAI untuk melatih sistem AI mereka.
Para peneliti keamanan Microsoft menyebutkan bahwa sejumlah oknum yang terkait dengan DeepSeek diduga mengeksfiltrasi data dalam jumlah besar melalui antarmuka pemrograman aplikasi (API) OpenAI.
API OpenAI sendiri merupakan saluran utama bagi pengembang perangkat lunak dan perusahaan untuk membeli layanan-layanan yang disediakan oleh OpenAI.
Microsoft, yang merupakan investor terbesar OpenAI, mengungkapkan bahwa mereka menemukan aktivitas mencurigakan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait DeepSeek, menurut laporan dari Bloomberg.
David Sacks, figur terkemuka dalam dunia kripto dan AI serta bagian dari Gedung Putih, menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa ada kemungkinan besar DeepSeek mencuri properti intelektual dari AS.
“Ada bukti kuat bahwa apa yang dilakukan DeepSeek adalah menyaring pengetahuan dari model OpenAI,” kata Sacks, seperti dilaporkan oleh Reuters pada Kamis (30/1/2025).
Tuduhan Meniru Perusahaan Teknologi AS
Menanggapi laporan Bloomberg, juru bicara OpenAI juga mengonfirmasi tuduhan tersebut dan mencatat bahwa perusahaan-perusahaan yang berbasis di China kerap berusaha meniru model-model teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan terkemuka di AS.
Namun, juru bicara OpenAI tidak secara langsung menyebutkan nama DeepSeek atau perusahaan lainnya.
Sementara itu, Microsoft memilih untuk menolak berkomentar lebih lanjut mengenai masalah ini. DeepSeek, hingga berita ini diturunkan, juga belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan yang dilontarkan oleh Microsoft dan OpenAI.
Perdebatan ini semakin memanas, mengingat pentingnya pengembangan kecerdasan buatan dalam dunia modern.
DeepSeek yang menawarkan solusi AI terbuka dengan biaya lebih rendah kini menjadi pesaing kuat bagi perusahaan-perusahaan besar dari AS yang sebelumnya mendominasi pasar AI global.
Apa yang terjadi selanjutnya akan sangat menarik untuk diperhatikan, mengingat dampaknya yang luas terhadap industri teknologi dan geopolitik.